BOYOLALI, solotrust.com – Mahasiswa KKN PPM Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Titto Dwiki Ashari memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai bullying kepada siswa siswi SDN 4 Sambi, Sabtu (29/07/2023).
Di dunia di mana teknologi dan interaksi sosial semakin berkembang, perhatian terhadap masalah perundungan atau bullying menjadi semakin penting. Bullying bukan hanya sekadar lelucon atau tindakan sepele, dampaknya dapat memberikan luka mendalam pada kesehatan mental anak-anak.
Bullyingadalah perilaku merugikan, berulang, dan bertujuan menyakiti atau merendahkan seseorang. Anak-anak korban bullying menghadapi lebih dari sekadar ejekan atau intimidasi. Mereka juga menghadapi dampak jangka panjang yang memengaruhi kesehatan mental dan emosional.
Dampak Tersembunyi: Kesehatan Mental Anak
Studi telah menunjukkan anak-anak korban bullying rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental. Depresi, kecemasan, penurunan kepercayaan diri, dan bahkan pemikiran tentang bunuh diri adalah dampak-dampak serius bisa muncul sebagai akibat dari perundungan.
Bagi anak-anak yang masih dalam fase perkembangan, pengalaman traumatis seperti ini dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap cara melihat diri sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Pentingnya Dukungan
Para ahli menggarisbawahi pentingnya dukungan orangtua, guru, dan teman sebaya dalam menghadapi dampak bullying. Anak-anak yang merasa didukung cenderung mengatasi efek negatif perundungan dengan lebih baik. Komunikasi terbuka, empati, dan pengajaran tentang keterampilan sosial adalah faktor-faktor kunci dalam membantu anak-anak menghadapi situasi ini.
Peran Teknologi dalam Bullying
Di era digital, bullying tidak lagi terbatas pada lingkungan sekolah atau tempat bermain. Cyberbullying melibatkan penggunaan teknologi dan media sosial untuk menyakiti orang lain semakin meningkat. Ini membuat dampak bullying bisa terasa, bahkan ketika anak-anak berada di lingkungan seharusnya aman.
Aksi Bersama untuk Perubahan
Menghadapi masalah bullying memerlukan aksi bersama dari semua pihak. Sekolah, orangtua, dan masyarakat harus berkolaborasi untuk menghadirkan lingkungan aman dan mendukung anak-anak. Pendidikan tentang empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan pentingnya perlakuan baik harus ditekankan sejak dini.
Bullyingbukan hanya permasalahan ringan. Dampaknya pada kesehatan mental anak dapat bertahan lama dan merusak. Semua pihak memiliki tanggung jawab bersama untuk mencegah dan mengatasi bullying agar anak-anak dapat tumbuh percaya diri dan sehat secara emosional. Tindakan kecil dalam mendukung dan melindungi anak-anak dapat memiliki dampak besar dalam menjaga masa depan mereka.
(and_)