BOYOLALI, solotrust.com – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali kembali menggelar pelatihan terhadap pengelola desa wisata. Tercatat dari 47 pengelola desa wisata, kini hanya 40 desa wisata mengikuti pelatihan di Desa Samiran, Selo, Boyolali.
Kepala Disporapar Boyolali, Budi Prasetyaningsih menjelaskan, Kabupaten Boyolali memiliki 47 desa wisata dengan SK Bupati, namun hanya 40 orang pengelola desa wisata mengikuti pelatihan selama tiga hari, Rabu hingga Jumat (23-25/08/2023).
“Satu hari berupa materi teori yang dilakukan di Desa Samiran Selo dan dua hari dilaksanakan orientasi lapangan (OL) di desa-desa wisata,” katanya kepada wartawan, Rabu (23/08/2023).
Adanya pelatihan ini diharapkan para pengelola mampu menguasai sapta pesona pariwisata, yakni tujuh unsur terkandung dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata. Tujuh unsur itu adalah keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan.
“Setiap orang yang hadir atau datang ke tempat-tempat wisata harus mempunyai kenangan khusus. Akhirnya, ia bisa membawa teman, saudara, atau yang lain ke tempat itu kembali, harapannya seperti itu,” ungkap Budi Prasetyaningsih.
Sementara itu, dosen pariwisata STIEPARI Semarang, Gana Wuntub, usai memberikan pelatihan mengatakan, materi yang dibawakannya kali ini adalah bagaimana membangun desa wisata berbasis dari masyarakat untuk masyarakat oleh masyarakat dengan sinergi kelembagaan.
“Desa wisata di Boyolali potensinya cukup besar dan punya keunikan sendiri-sendiri setiap desa. Kelemahannya adalah kurang mengetahui potensinya, kurang dimanfaatkan,” sebut dia.
Salah satu peserta yang merupakan pengelola obyek wisata Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Suwanto mengaku diselenggarakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para pengelola objek wisata.
“Harapannya nanti bisa meningkatkan ilmu para pengelola wisata sehingga bisa mewujudkan bagaimana wisata lebih bagus lagi di wilayah Boyolali,” harap dia.
Menurut Suwanto, objek wisata dikelolanya berupa pelelangan ikan, karamba apung, dan warung apung di Waduk Kedung Ombo ke depan masih akan dikembangkan lagi dengan perahu wisata.
“Saat ini sebagai andalan wisata yang dikelola baru kuliner di warung apung dan oleh-oleh ikan asapan. Mungkin ke depan kami kembangkan lagi setelah mendapat ilmu dari pelatihan ini,” pungkasnya. (jaka)
(and_)