Hard News

BMKG Kembali Ingatkan Dahsyatnya Dampak Perubahan Iklim

Nasional

23 Oktober 2023 15:34 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay-ELG21)

BALI, solotrust.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati kembali mengingatkan negara-negara di dunia akan ancaman nyata perubahan iklim.

Menurutnya, kondisi bumi sedang tidak baik-baik saja sehingga mengancam keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi. Karenanya, Dwikorita Karnawati mendorong seluruh negara untuk bisa berkolaborasi mengatasi permasalahan lingkungan.



"Perubahan iklim mengancam seluruh negara. Tidak peduli kondisi negaranya, baik negara maju, berkembang, dan negara kepulauan kecil, semuanya mengalami bencana hidrometeorologi, bahkan multibencana hidrometeorologi," kata Dwikorita Karnawati dalam lokakarya bertajuk 'International Workshop on Climate Variabillty and Climate Services' di Bali, baru-baru ini, dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, bmkg.go.id, Senin (23/10/2023).

Dalam arahannya, Dwikorita Karnawati menyoroti pentingnya keterkaitan antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan layanan iklim. Output dari layanan ini sangat dibutuhkan bersandingan dengan assessment sains dilakukan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) untuk meningkatkan pengetahuan, terutama mengatasi masalah, isu-isu iklim, dan keadilan iklim.

Menurutnya, sains dan IPCC tidak dapat bekerja secara optimal tanpa dukungan dari layanan iklim berdasarkan pengamatan sistematis dan berkelanjutan yang dilakukan institusi seperti BMKG.

Saat ini BMKG berada di bawah naungan World Meteorological Organization (MWO). Setidaknya ada 193 negara dan negara bagian bekerja pada pengamatan sistematis, analisis, prediksi--dan saat ini bekerja pada layanan iklim.

Outputdari layanan ini sangat dibutuhkan untuk melengkapi kajian yang dilakukan IPCC untuk meningkatkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, terutama mengatasi masalah-masalah, isu-isu iklim dan keadilan iklim. Kendati terdapat informasi layanan di bawah WMO dan kajian sains dari IPCC, semuanya memerlukan sebuah kebijakan agar dapat dieksekusi.

"Oleh karena itu, kita memang perlu memperkuat keterkaitan antara sains, kebijakan, layanan informasi, terutama dalam memahami dampak perubahan iklim dan variabilitas iklim serta dampaknya terhadap kehidupan manusia yang juga berdampak pada keselamatan peradaban kita," ujarnya.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya