Solotrust.com - Tingginya curah hujan mengakibatkan banjir di Demak atau yang dikenal dengan Kota Wali. Tak sedikit yang terkena dampaknya, sebanyak 89 desa di Kabupaten Demak terendam banjir. Alhasil, Bupati Eisti’anah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari.
Berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Senin (18/03/2024) pukul 15.00 WIB, meluapnya sungai di beberapa titik dan jebolnya enam tanggul ternyata memberikan dampak terhadap 97.147 jiwa. Sebanyak 24.946 jiwa di antaranya terpaksa harus mengungsi.
Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Demak mencatat sebanyak 89 desa di sebelas kecamatan terendam banjir dengan ketinggan 30 sampai 80 sentimeter.
Sementara itu, tanggul Sungai Wulan yang jebol di Kecamatan Karanganyar mendapat perhatian serius dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) Letjen Suharyanto, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi.
Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, mengatakan pihaknya tengah memantau situasi dan mengoordinasikan upaya penanganan banjir yang lebih parah dari sebelumnya.
“Ketinggian air mencapai satu hingga dua meter menyebabkan banyak rumah hanya terlihat atapnya saja,” imbuhnya, dikutip dari akun Intagram @demakhariini.
Kapolres Demak, AKBP Muhammad Purbaya melalui Kasi Humas Polres Demak, AKP Jarno, menegaskan tanggul yang jebol harus segera ditindaklanjuti.
“Tanggul yang jebol harus segera diperbaiki untuk memulihkan akses utama roda perekonomian, yaitu jalan pantura (Pantai Utara Jawa),” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Demak, Eisti’anah juga mengumumkan status tanggap darurat untuk mengatasi banjir yang meluas hingga 13 kecamatan.
“Penetapan status tanggap darurat dimulai tanggal 17 Maret 2024 hingga 14 hari ke depan. Dengan status ini, Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dapat menggelontorkan anggaran untuk perbaikan tanggul Sungai Wulan,” ungkapnya.
Bupati juga menekankan pentingnya kerja sama dan koordinasi dalam menghadapi kekurangan logistik.
“Logistik menjadi kendala kita karena yang terdampak ada 13 kecamatan. Kami akan berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD provinsi untuk ketersediaan logistik bagi para pengungsi,” tutup Eisti’anah. (Sabrina Dwi Cahya)
*) Berbagai Sumber
(and_)