SOLO, solotrust.com - Tersembunyi di antara lorong waktu, Pagoda Kampus II Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menyimpan kisah panjang budaya dan spiritualitas di Kota Bengawan. Usianya lebih dari 70 tahun menjadikannya saksi bisu perjalanan sejarah dan cagar budaya berharga di Solo.
Keberadaan pagoda ini tidak berdiri sendiri, namun dikelilingi makam Tionghoa kuno yang telah lapuk, menandakan dulunya area kampus ISI merupakan kompleks pemakaman Tionghoa.
Merangkum berbagai sumber, pagoda ini merupakan bukti penghormatan Jap Tong Ik, seorang Tionghoa terpandang di Solo kepada leluhurnya, Jap Bing King. Pembangunan pagoda ini diperkirakan dimulai jauh sebelum Jap Tong Ik lahir, yakni sekira abad ke-19.
Saat ini, kompleks pemakaman tersebut telah menjadi milik ISI Solo. Banyak makam di kompleks ini telah dipindahkan ke Delingan, Karanganyar, dikremasi, atau dilarung di Sungai Bengawan Solo.
Kondisi Pagoda ISI Solo saat ini terlihat memprihatinkan. Vandalisme dan kerusakan akibat faktor usia membuat Pagoda ini tampak kumuh dan terbengkalai.
Kendati begitu, Pagoda ISI Solo tetap menarik perhatian wisatawan, khususnya bagi pecinta wisata sejarah dan budaya. Keberadaannya yang diselimuti cerita mistis tentang penampakan hantu dan aura mistis menjadi daya tarik tersendiri bagi para pencari sensasi.
Meskipun dikelilingi cerita mistis, Pagoda ISI Solo tetap memesona dan menjadi simbol identitas kampus yang tak tergantikan. Keunikan arsitekturnya, dengan tingkatan atap yang khas, memikat para pengunjung.
Ornamen-ornamen Tionghoa menghiasi dindingnya, memperkaya nilai estetika dan budayanya. Tak ayal tempat ini menjadi spot foto yang banyak diminati warga.
Salah satu mahasiswi ISI Solo, Salsa menyebut pagoda yang ada di kompleks kampusnya merupakan bangunan indah dan Instagramable.
“Pagoda tersebut merupakan tempat yang indah dan instagramable,” ucapnya, Senin (24/06/2024).
Di balik keindahannya, konon penampakan anak-anak berpakaian Tionghoa dan bola api sering terlihat di tempat ini. Hal itu tentunya menambah daya tarik dan aura mistis pada bangunan bersejarah ini.
Pagoda Kampus ISI Solo bukan sekadar bangunan kuno, namun merupakan perwujudan budaya dan spiritualitas, serta saksi bisu akulturasi budaya di Kota Bengawan. Keberadaannya menjadi bukti nyata perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa yang telah terjalin erat selama berabad-abad.
Upaya pelestarian oleh ISI Solo menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga kelestarian pagoda ini sebagai warisan budaya tak ternilai. Di balik keindahan arsitekturnya, pagoda ini juga menyimpan cerita-cerita mistis yang menambah daya tariknya.
Perpaduan nilai budaya, sejarah, dan unsur mistis ini menjadikan Pagoda Kampus ISI sebagai destinasi wisata unik dan penuh pesona di Kota Solo. (Bulan Azzahra/Annisa Afrilia)
(and_)