Pend & Budaya

Kirab Budaya Tapak Nata di Petilasan Susuhunan Pakubuwono X, Lestarikan Budaya dan Geliatkan Ekonomi Daerah

Pend & Budaya

29 Juli 2024 16:05 WIB

Kirab budaya di petilasan tapak nata, salah satu petilasan Susuhunan Pakubuwono X, Minggu (28/07/2024)

BOYOLALI, solotrust.com - Masyarakat Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Boyolali menggelar kirab budaya di petilasan Tapak Nata, salah satu petilasan Susuhunan Pakubuwono X, Minggu (28/07/2024). 
 
Kirab turut dimeriahkan pentas reog mulai pukul 12.00 WIB hingga selesai dan pentas ketoprak Wahyu Manunggal pukul 19.00 WIB. Kegiatan diselenggarakan menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali dihadiri salah satu petinggi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger.
 
Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Supana menjelaskan, tapak nata merupakan sebuah benda cagar budaya, yakni batu yang terdapat jejak telapak kaki Susuhunan Pakubuwono X. Tapak berarti telapak kaki dan nata berarti raja. Konon, sebelum mesanggrah di Pesanggrahan Paras, Susuhunan Pakubuwono X terlebih dahulu singgah di Sendangrejo, Desa Sumbung.
 
Watu gilang (batu hitam) yang diinjak Susuhunan Pakubuwono X kini disebut tapak nata diyakini masyarakat setempat sebagai sebuah petuah dari peninggalan masa lalu yang dilestarikan bersama.
 
Sementara kirab budaya merupakan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melestarikan budaya. Acara ini diharapkan mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dan menggeliatkan perekonomian karena ada bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari masyarakat setempat.
 
"Kalau dalam pepatah Jawa, kuncaraning bangsa gumantung luhuring budaya. Artinya ketenaran sebuah bangsa bergantung bagaimana dia memelihara dan melestarikan budaya itu sendiri," kata Supana.
 
Sementara itu, KGPH Puger atau lebih akrab disapa Gusti Puger mengungkapkan rasa terimakasihnya karena kirab budaya tapak nata adalah inisiatif positif untuk melakukan penyelamatan. Ia juga berpesan agar benda-benda cagar budaya dilindungi agar tetap lestari dan tidak rusak oleh cuaca.
 
"Ini sebuah inisiatif yang sangat positif, khususnya di Kelurahan Sumbung ini untuk melakukan penyelamatan benda-benda cagar budaya, situs-situs yang ke depannya bisa menjadi ajaran bagi generasi penerus bangsa," Gusti Puger. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya