SOLO, solotrust.com - Calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah nomor urut 01, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) mengadakan diskusi bersama gen z di salah satu coffee shop, Kamis (21/11/2024) malam. Pertemuan itu membahas berbagai isu, mulai dari pemberdayaan anak muda hingga pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
Turut hadir dalam acara, pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Solo nomor urut 01, Teguh Prakosa dan Bambang 'Gage' Nugroho, serta Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo. Dalam diskusi, Andika Perkasa menyoroti pentingnya peran anak muda sebagai penggerak ekonomi Jawa Tengah.
"Potensi anak muda di Jawa Tengah sangat besar dan mereka bisa menjadi penggerak ekonomi kita. Sekarang ini lapangan bersaing semakin rata, bahkan dengan perusahaan besar. Banyak startup yang berhasil, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Hal ini membuktikan anak muda mampu menghadirkan revolusi teknologi yang baru,” ujarnya.
Andika Perkasa juga menyebut perlunya instrumen pendukung, seperti bantuan dari Bank Jateng untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, usaha yang mendukung pelestarian lingkungan, pemberdayaan perempuan, dan penyandang disabilitas juga akan mendapatkan perhatian khusus.
"Kami akan memberikan potongan atau insentif pada usaha-usaha yang memberdayakan perempuan, melestarikan lingkungan hidup, dan membantu penyandang disabilitas. Dengan tata kelola yang baik, hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara merata,” tambah dia.
Dalam aspek ekonomi budaya, Andika Perkasa menyoroti indeks pembangunan budaya Jawa Tengah masih kalah dibandingkan Yogyakarta dan Bali. Ia mendorong inisiatif seperti pertunjukan seni di ruang publik untuk mengangkat nilai budaya, sekaligus memberikan manfaat ekonomi.
“Budaya bisa menjadi penggerak ekonomi. Misalnya, restoran atau hotel di Solo bisa mengadakan pertunjukan seni setiap akhir pekan dengan catatan seni yang ditampilkan dimodifikasi agar menarik dan relevan,” jelasnya.
Sementara itu, Hendi menambahkan pemberdayaan seniman jalanan dan pengamen juga dapat menjadi solusi untuk menghidupkan ruang publik tanpa mengganggu aktivitas masyarakat.
“Kalau mereka tampilnya bagus dan memiliki etika, tentu tidak akan mengganggu. Kita bisa fasilitasi dan bina mereka agar lebih tertata. Seperti yang pernah kami lakukan di Semarang, pengamen diatur bermain di titik tertentu sehingga tetap memberikan hiburan tanpa meresahkan,” tutur Hendi.
Diskusi ini menjadi ajang bertukar ide antara para kandidat dan anak muda Solo. Diharapkan, program-program digagas mampu menjawab kebutuhan masyarakat, sekaligus memperkuat ekonomi kreatif berbasis budaya di Jawa Tengah. (add)
(and_)