Pend & Budaya

Refleksi Zaman Edan dalam Pementasan Monolog Ronggowarsito

Pend & Budaya

09 Juli 2025 15:59 WIB

Pementasan monolog Ronggowarsito bertema Suluk Melu Edan yang diperankan Yustinus Popo di Taman Budaya Jawa Tengah, Selasa (08/07/2025) malam. (Foto: Dok. solotrust.com/Salma Arezha)

SOLO, solotrust.com - SalaHaTeDu menggelar pertunjukan seni teater pada Selasa (08/07/2025) pukul 19.30 WIB, bertempat di Teater Arena dan Pendopo Agung Taman Budaya Jawa Tengah. Komunitas Jalak Lawu merupakan salah satu pengisi acara tersebut. 

Pada kesempatan ini, komunitas Jalak Lawu mementaskan monolog Ronggowarsito bertema ‘Suluk Melu Edan’, diperankan Yustinus Popo. Penulis naskah, sekaligus sutradara monolog Ronggowarsito, Subiyanto, menjelaskan latar belakang penulisan naskah didasari banyaknya seniman mengutip Suluk Kalatidha milik Ronggowarsito sebagai cerminan zaman edan saat ini. 



“Seperti yang aku share (bagikan-red) di posternya, bahwa Ronggowarsito itu punya Suluk yang kalatidha dengan zaman edannya itu selalu diingat ketika negeri ini tidak baik-baik saja. Banyak penulis dan seniman mengutip hal itu lagi tentang zaman yang edan,” jelas Subiyanto saat diwawancarai tim solotrust.com di sela pementasan.


Subiyanto melakukan banyak riset dalam penulisan naskah monolog ini. Ia meminta Yustinus Popo untuk berkontribusi memerankan karakter Ronggowarsito. Pemeran monolog, Yustinus Popo, mengaku mengalami kendala waktu dan riset saat mendalami karakter Ronggowarsito.

“Kami sepakat memproduksi Ronggowarsito ini kurang dari satu bulan menuju ke pentas hari ini, sehingga kami harus menjadwal dengan ketat agar bisa berlatih dengan efektif,” kata Yustinus Popo.


“Adapun kendalanya dalam mendalami tokoh, saya kira kalau di dalam aktor itu tetap harus mencari data soal Ronggowarsito, bagaimana sosoknya, bagaimana karakternya itu dalam serat-serat yang sudah ditulis itu,” sambung dia.

Yustinus Popo berharap pementasan ini dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk tetap kreatif dan disiplin di tengah derasnya arus informasi serta perubahan zaman, tanpa kehilangan jati diri.

“Saya berharap di zaman sekarang penuh simpang siur informasi dan sebagainya kita tetap kreatif, disiplin. Jangan sampai tergerus oleh zaman, tetapi juga jangan bermusuhan dengan zaman juga,” tuturnya.

*) Reporter: Eka Ririn Marantika/Salma Arezha/Siti Latifah

(and_)