MOSCOW, solotrust.com – Untuk pertama kalinya, wayang kulit lengkap dengan gamelan yang dimainkan secara live tampil di dua gedung teater terkenal dan sekolah di Rusia. Pentas wayang tersebut ditampilkan secara duet oleh dalang kondang Indonesia, Ki Anom Suroto dan Ki Bayu Aji. Pertunjukan juga makin seru dengan aksi dalang cilik Pramariza Fadlansyah dan Rafi Ramadan. Acara ini dihelat dalam rangkaian diplomasi budaya yang diselenggarakan oleh KBRI Moscow beberapa waktu lalu.
Berlangsung di tiga kota di Rusia yaitu Gedung Pusat Kebudayaan Troitsky di Saint Petersburg, Tchaikovsky Moscow State Conservatory di Moscow dan Sekolah Gimnasium No. 18 di Distrik Korolyov, pagelaran wayang tersebut menghadirkan Tim Kesenian Amardi Budaya Dadi Indah (ABDI) dari Solo yang dipimpin oleh Prof. Ade Saptomo serta Tim Kesenian dari KBRI Moscow.
Dengan lakon “Hanoman Duta” dan “Rahwana Gugur”, pertunjukan wayang tersebut berhasil membius warga Rusia. Para penonton hanyut dalam suasana tradisi Indonesia melalui tabuhan orkestra gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan lagu-lagu yang dibawakan oleh para sinden. Pertunjukan wayang sendiri menggunakan dialog Bahasa Jawa namun di layar lebar ditampilkan sinopsis cerita dalam Bahasa Rusia.
Usai melihat pertunjukan wayang tersebut, seorang gadis semester terakhir dari Moscow State University yang bernama Eliza bahkan mendekati Ki Bayu untuk menyatakan keinginannya menjadi seorang dalang.
Sementara itu, seorang warga Rusia lainnya yang merupakan guru seni mengatakan akan datang ke KBRI Moscow untuk belajar menabuh gamelan dan kemungkinan akan membeli seperangkat gamelan dari Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi, Ki Bayu pun memberikan sebuah wayang dan gunungan kepada kedua warga Rusia tersebut.
Menurutnya Ki Anom Suroto, warga Rusia sangat menghargai budaya klasik. Bahkan, dalang kondang sempat menyeka air matanya ketika anak-anak dari Sekolah Gimnasium No. 18 menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan sangat fasih sebelum acara dimulai. Ki Anom juga sangat terkesan dengan penampilan pemain-pemain gamelan warga Rusia yang bergabung dalam Tim Kesenian KBRI Moscow yang berkolaborasi dengan Tim Kesenian ABDI.
"Permainan gamelan mereka sangat bagus. Warga Rusia yang belum lama belajar dan latihan sudah bisa mengiringi pertunjukan wayang kulit dan bahkan ada yang bisa nyinden," ujar Ki Anom Suroto seperti dilansir dari laman perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kamis (24/5/2018).
Margarita Karatyagina, Kepala Departemen Hubungan Internasional Tchaikovsky Moscow State Conservatory bahkan mengatakan bahwa pertunjukan seperti ini belum pernah terjadi dalam sejarah sejak gedung tersebut didirikan pada tahun 1866.
Para penonton tidak beranjak dari tempat duduknya saat pagelaran usai dan memberikan applause yang panjang saat para seniman wayang dan penari berdiri berjajar memberikan hormat kepada para penonton.
Ya, selain pagelaran wayang, pertunjukan ini juga dimeriahkan dengan berbagai tarian daerah Indonesia seperti Lengger Banyumasan, Sekar Pudyastuti, Angguk Kreasi (ndolalak), Remo, Gambyong Pareanom, dan Genjring serta Pencak Silat
“Saya ingin lain kali pertunjukan wayang kulit berlangsung selama 8 jam,” ujar Margarita setelah mendengar sambutan Dubes Wahid yang mengatakan bahwa sebenarnya wayang kulit dipentaskan dari pukul 9 malam sampai 5 pagi.
Duta Besar Repbulik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi sendiri mengatakan bahwa pagelaran budaya Indonesia ini dipersembahkan untuk masyarakat Rusia agar lebih mengenal budaya Indonesia serta untuk lebih mempererat hubungan antar kedua bangsa.
“Wayang kulit yang sudah diakui UNESCO diharapkan dapat menjadi bagian diplomasi budaya Indonesia di Rusia,” kata Dubes.
Tak hanya menyaksikan wayang kulit, warga Rusia yang hadir juga memperoleh penjelasan tentang wayang kulit dan memainkannya dalam sebuah workshop yang dipandu langsung oleh Ki Bayu Aji di Tchaikovsky Moscow State Conservatory. Workshop tentang tarian daerah Indonesia juga diselenggarakan di Gimnasium No. 18, Distrik Korolyov. (Lin)
(wd)