Pend & Budaya

Warek 3 UNS : Peran Takmir Masjid Penting untuk Cegah Radikalisme Memasuki Kampus

Pend & Budaya

9 Juni 2018 15:32 WIB

Universitas Sebelas Maret (UNS). (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com - Wakil Rektor 3 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof.Darsono menyebutkan Universitas harus selektif dalam menetapkan Takmir Masjid.

Menurutnya, Takmir Masjid menjadi bagian penting dalam mengontrol kegiatan keagamaan untuk mencegah radikalisme memasuki ranah kampus.



"Keberadaan Takmir masjid sangat menentukan arah dalam membawa jamaahnya kepada amalan nilai-nilai agama yang lebih baik dalam kehidupan," ujar Prof. Darsono kepada solotrust.com Jumat (8/6/2018)

"Misalnya Takmir masjid, di UNS Takmir masjid hasil dari konsorsium bersama lembaga-lmbaga agama dan dikoordinasikan langsung oleh Wakil Rektor 1 UNS sehingga sangat terkontrol," imbuhnya

Untuk itu, Prof. Darsono mengimbau kepada perguruan tinggi untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.

Lanjutnya, ruang gerak kelompok radikal menjadi semakin bebas karena sikap permisif dan adanya pembiaran, dalam hal ini, perlu ada metode khusus untuk menghadapi gerakan radikalisme, demi menjaga persatuan umat dan menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu, dikatakan Prof. Darsono, UNS mendeklarasikan sebagai Kampus Benteng Pancasila, di mana UNS juga merupakan kawasan pengamalan nilai-nilai agama, yang dapat dilihat dari fasilitas aneka agama di UNS.

Sebagai tindak lanjutnya, Prof. Darsono menjelaskan pada masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), mulai tahun 2018 akan dibekali pembinaan soft skill selama 10 hari.

"Mahasiswa baru akan kami 'karantina' selama 10 hari penuh, kami bekali nilai-nilai budaya UNS ACTIVE (Achievement oriemtation, Customer satisfaction, Team work, Integrity, Visionari, and Entrepreneurship), nilai bela negara, nilai Pancasila, agar mereka nanti memiliki bekal landasan yang baik mengenai pemahaman sebagai warga negara, sebagai pembelajar dan calon ilmuwan untuk tidak beresiko terpapar oleh anasir radikalisme" ujar Prof.Darsono.

Seperti diberitakan, paham radikalisme tengah rentan di lingkungan mahasiswa, selain tertangkapnya 3 terduga teroris di Universitas Riau dan adanya laporan dari Badan Intelejen Negara (BIN), yang menyebutkan dua dosen Universitas Gajah Mada (UGM) terlibat dalam organisasi terlarang.

Bahkan, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Ir Hamli, belum lama ini juga mengeluarkan data tujuh kampus yang terpapar paham radikalisme.

Berdasarkan data yang dirilis, Ketujuh kampus tersebut diantaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan terakhir Universitas Brawijaya (Unibraw). (adr)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya