SUKOHARJO, solotrust.com - Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, bekerjasama dengan fib (Fédération internationale du béton) co-organiser menggelar The 4th International Conference on Rehabilitation and Maintenance in Civil Engineering (4th ICRMCE), di Best Western Premier Hotel, Solo Baru, Sukoharjo, Rabu hingga Kamis (11-12/7/2018).
Yusep Muslih PhD, Ketua Panitia 4th ICRMCE mengatakan tema yang diusung adalah Smart Rehabilitation and Maintenance in Civil Engineering for Sustainable Construction.
"Di mana dalam konferensi ini menyoroti isu rehabilitasi dan pemeliharaan bangunan yang dinilai menjadi suatu langkah penting dalam memperpanjang umur sebuah infrastruktur," terang Muslih kepada wartawan dalam sesi jumpa pers.
Menurutnya, tujuan konferensi ini adalah sebagai forum pertemuan dan diskusi para ahli teknik sipil baik dari kalangan akademisi, peneliti, perencana, perancang, dan konsultan dan kontraktor untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi tentang temuan-temuan hasil riset, kajian, dan pengalaman khususnya di bidang rehabilitasi dan pemeliharaan bangunan sipil.
Muslih menjelaskan, kurang lebih ada 140 paper scientific commite yang dipresentasikan baik dari lembaga dalam negeri maupun luar negeri.
"Untuk dalam negeri meliputi UNS, Undip, Unsoed, UMY, Unram, Unej, ITB, ITS, Universitas Sriwijaya, Universitas Udayana, Unri, Universitas Malang,
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, dan Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia. Sedangkan dari luar negeri meliputi lembaga dari negara Jepang, Thailand, Malaysia, Taiwan, Australia, Belanda, Germany, Quwait, UAE, UK, Singapore," bebernya
Adapun dalam 4th ICRMCE itu tampil sebagai key note speaker, antara lain, Prof Petr Hajek (Czech, presiden fib), Prof Kenichiro Nakarai (Jepang, ahli material/struktur), Prof Hung Jiun Liao (Taiwan, ahli stabilitas lereng), Prof Chan Weng Tat (Singapore, ahli struktur), Prof Ravi Ravindrajah (Australia, ahli material/struktur), Prof Muhammad bin Ismail (Malaysia, ahli material/struktur), Dr Apiniti (Thailand, ahli geoteknik), Prof Masyhur Irsyam (ITB, Ahli kegempaan, ketua HATTI), dan Yusep Muslih (UNS, ahli geoteknik).
Lebih jauh, Muslih menerangkan, rehabilitasi dan pemeliharaan dalam dunia teknik sipil merupakan bagian yang penting, tidak kalah penting dibandingkan dengan perencanaan dan perancangan.
Kata dia, rehabilitasi bisa didefinisikan sebagai usaha-usaha untuk mengembalikan fungsi bangunan dan infrastruktur terhadap perlemahan struktur. Langkah ini meliputi banyak aspek seperti perbaikan, penguatan, revitalisasi, renovasi dan restorasi. Sedangkan pemeliharaan meliputi seleuruh usaha untuk menjaga bangunan dan infrastruktur sehingga mampu melakukan fungsi layanan seperti yang direncanakan.
"Beban-beban yang berlebihan yang bekerja pada bangunan, bencana alam, ketiadaan prosedur yang benar, dan juga menurunnya fungsi bangunan akibat degradasi atau perlemahan material menjadi penyebab kerusakan infrastruktur," tutup Muslih. (adr)
(wd)