Hard News

Hoaks Gempa Susulan Lombok Masih Santer, Pengungsi Diminta Tak Percaya

Hard News

26 Agustus 2018 06:04 WIB

Ilustrasi

LOMBOK – Sejumlah pengungsi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dibuat resah dengan adanya hoaks tentang gempa susulan. Bahkan Jupri, 36 tahun, pengungsi gempa Lombok yang masih mempercayai kabar tersebut.

"Iya ini nanti ada gempa susulan tanggal 26 itu," kata dia ditemui di tenda pengungsian di Desa Jeringo, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Jumat, (24/8/2018).



Jupri mengaku tahu informasi yang nyatanya bohong itu dari mulut ke mulut. Dia berharap gempa susulan itu tidak terjadi. "Mudah-mudahan saja enggak ya," kata pria dua anak ini.

Hoaks gempa susulan 26 Agustus tersebar melalui media sosial belakangan ini. Postingan itu berjudul 'ada apa dengan tanggal 26?' dan 'ada apa dengan hari Minggu?'. Postingan tersebut mencocok-cocokan peristiwa bencana dan gempa yang terjadi pada tanggal 26 dan hari Minggu dengan gempa susulan di Lombok.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengimbau masyarakat tidak percaya dengan kabar hoaks itu. Dia meminta masyarakat hanya percaya pada kabar dari instansi resmi, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Jangan percaya pada isu yang tidak jelas," kata dia di Lombok, Kamis (23/8/2018).

Sebelumnya, BMKG telah menyatakan kabar gempa susulan itu palsu. Menurut BMKG, belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan, di mana dan berapa kekuatan gempa bumi secara akurat hingga hari dan tanggal kejadian.

BMKG meminta masyarakat hanya percaya pada informasi gempa dan tsunami yang berasal dari lembaganya.
Kepolisian Daerah NTB juga tengah menelusuri penyebar hoaks tentang gempa susulan yang lebih dahsyat. Tim Cyber Crime Polda NTB bekerja sama dengan Mabes Polri untuk menyelidikinya.

"Akan ada sanksi yang cukup berat untuk pelaku," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda NTB Komisaris Besar Syamsuddin Baharuddin dikutip dari Antara, Jumat (23/8/2018). #teras.id

(way)

Berita Terkait

Berita Lainnya