SOLO, solotrust.com - Pemkot Surakarta siap mendukung penuh rangkaian event Imlek 2570/2019. Hal itu diungkapkan Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Surakarta, Agus Siswo Riyanto.
"Kami siap menjaga ketertiban umum, kegiatan Imlek ini kan bagi etnis Tionghoa harus sakral, di sisi lain ada hiburan bagi masyarakat, ini yang menjadi fokus dari kami," ujar Agus kepada solotrust.com di kantornya, Jumat (1/2/2019)
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung, Satpol PP bersama TNI/Polri, Dishub dan Denpom mendirikan sebuah pos terpadu di depan Balai Kota Surakarta.
"Kami siap lakukan pengamanan 24 jam," ujar Agus
Sementara itu, ketika disinggung mengenai ketertiban Pedagang Kaki Lima (PKL), Agus menjelaskan bila panitia sudah menetapkan zona khusus bagi pedagang kuliner agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung. Pihaknya pun menempatkan puluhan personil di tiap persimpangan untuk menjaga dari banyaknya PKL yang mencoba masuk ke kawasan Pasar Gede.
Menurut laporan pihak panitia lampion imlek, mendapati PKL yang memasang spanduk dagangan mereka di lampion shio, padahal lampion shio tersebut merupakan spot utama selfie yang harus dijaga estetikanya.
"Setiap harinya, petugas kita siagakan di persimpangan-persimpangan, diantaranya di Telkom kami barikade personil 6 orang untuk mengunci dari arah Selatan, dari arah utara Balai Kota dengan gereja juga kita barikade oleh petugas, begitupun persimpangan lainnya, termasuk regu mobile 6 - 10 orang untuk mendorong supaya pedangang tidak masuk di area selfie pengunjung," katanya.
Pedagang barongsai musiman dari luar daerah tak luput dari perhatian Satpol PP. Menurut Agus, keberadaan pedagang dianggap mengganggu jika dilakukan dengan berkeliling. Lantaran sudah jauh-jauh dari luar daerah, Pemkot tetap berbaik hati memberikan ruang di sisi timur klenteng kawasan Pasar Gede.
"Pedagang barongsai kecil-kecil itu jumlahnya ada 100 berasal dari Cirebon, kemarin kita bawa lima orang kita berikan pembinaan kita arahkan boleh berjualan karena sudah jauh-jauh, kita fasilitasi namun di luar yang tidak mengganggu event itu, orang juga tidurnya di pagelaran keraton. Kami tegaskan mereka boleh berjualan di klenteng ke timur dengan berhenti tidak berjalan-jalan, agar aman dan tidak mengganggu ketertiban umum termasuk parkir juga sudah dikondisikan," bebernya.
Selain itu, Agus menuturkan pihaknya juga sempat mengamankan dan memberikan pembinaan kepada seorang warga yang menyediakan jasa foto berkostum hantu selfie pocong atau kuntilanak, karena memang sudah ada larangan dari Pemkot Surakarta.
"Kalau dandan cantik tidak apa-apa pakai kostum lain dan izin, asal jangan berdandan hantu dengan riasan seram, hal itu bisa membatasi ruang anak-anak kalau takut jadi tidak bebas berkeliling," tuturnya. (adr)
(wd)