SOLO, solotrust.com - Mengetahui teknik mencegah meluasnya kebakaran sangat penting dimiliki oleh masyarakat. Masyarakat perlu memahami langkah-langkah dini saat terjadi kebakaran, terutama kebakaran di lingkunganya masing-masing.
Ada berbagai perlakuan khusus terhadap kasus-kasus kebakaran. Sebagai contoh kebakaran kelas A. dalam kasus ini api membakar bahan yang sifatnya padat seperti kayu, kertas, kain, plastik dan lain. Dalam kasus ini langkah pemadaman dilakukan dengan menyiram dengan air di sumber api.
Kebakaran kelas B. kebakaran ini bersumber dari bahan cair yang mudah terbakar, seperti minyak, bensin, gas dan sejenisnya. Kasus ini biasanya terjadi pada kompor. Untuk memadamkan api dalam kasus ini ternyata tidak bisa langsung disiram dengan air. Karena jika disiram air, maka api justru akan membesar dan meluas kemana-mana. Langkah tepat yang dilakukan adalah dengan menutup sumber api menggunakan kain basah.
Sementara itu untuk kebakaran kelas C, api membakar peralatan yang mengandung muatan listrik atau barang-barang elektronik. Guna mengatasi kebakaran ini, langkah pertama yang dilakukan adalah memutus aliran listrik beru kemudian menyiramnya dengan air. Hal ini dilakukan agar air yang disiram ke sumber api tidak bermuatan listrik.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan penyuluhan pencegahan bencana kebakaran, yang dilaksanakan oleh Kodim 0735 Surakarta bersama Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surakarta, Sabtu (25/11/2017). Penyuluhan yang dilaksanakan di lapangan Makodim tersebut diikuti oleh anggota KOdim 0735 Surakarta, SAR, dan Ormas.
Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim 0735/Surakarta Kapten Inf Samingun mengatakan, pelatihan ini diadakan agar para anggota Babinsa yang bertugas di tengah-tengah masyarakat mengetahui tindakan pertama jika terjadi kebakaran.
“Para Babinsa didorong agar mengetahui baik secara teori maupun praktiknya,jika di daerahnya terjadi kebakaran. Jadi mereka bisa tahu harus bagaimana.” Tutur Pasiter.
Sementara itu Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Pelatihan Damkar Solo, Dodit Windasmarji mengatakan pelatihan semacam ini penting dilakukan, terutama kepada anggota TNI dalam hal ini Babinsa. Agar jika terjadi kebakaran antara Babinsa dan petugas pemadam kebakaran mempunyai persepsi yang sama dalam mengambil tindakan.
“Kegiatan-kegiatan sosialisasi seperti ini memang sering kita lakukan, kali ini kepada anggota Kodim, SAR dan Ormas. Ini penting karena mereka bertugas di wilayah territorial. Apabila ada kebakaran pasti babinsa adalah yang pertama kali datang, maka pelatihan ini dilakukan agar persepsinya sama, antara Babinsa dan petugas pemadam.” Terang Dodit.
Selain teori, peserta penyuluhan juga diajarkan secara praktik bagaimana memadamkan kompor yang terbakar dan Teknik penyemprotan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
(wid)
(Redaksi Solotrust)