Solotrust.com - RM BTS mengatakan bahwa ia menangis ketika menulis lagu-lagu dalam album "Map of the Soul: 7" dalam konferensi pers peluncuran lagu tersebut.
Dalam acara itu RM mengatakan dia menyaksikan ulang film "Black Swan" yang dibintangi Natalie Portman ketika menulis salah satu lagu dalam album itu, yang berjudul sama yakni "Black Swan".
"Black Swan" adalah film drama pshycological yang rilis tahun 2010. Film ini berkisah tentang balerina bernama Nina yang terobsesi untuk meraih kesempurnaan, yang harus dibayarnya dengan mahal.
Nina diceritakan harus memerankan karakter white swan dan black swan sekaligus. White swan yang memang harus ditarikan dengan sempurna secara teknik harus dilampaui dalam Black Swan, karena "Black Swan is about perfection, and perfection is not just about control, it’s also about letting go" atau "Black Swan adalah tentang kesempurnaan, dan kesempurnaan bukan hanya tentang kontrol, ini juga tentang melepaskan".
Untuk menerjemahkan kesempurnaan itu, Nina justru merusak karakter white swan yang sempurna dengan kepolosan dan kesahajaannya yang sudah ia miliki. Sisi gelapnya muncul dan bahkan mendominasinya karena dituntut memerankan black swan yang bertolak belakang, yang nakal dan sensual. Sisi itu mencampuri kehidupan pribadinya dan ia tidak bisa lagi membedakan mana kenyataan dan ilusi.
Akhirnya Nina mampu menarikan tarian black swan dengan sangat sempurna, karena ia larut dalam perannya, seolah ia benar-benar black swan dalam kehidupan nyatanya. Ia akhirnya mampu memukau semua penonton, meski itu harus dibayarnya dengan sangat mahal. Sebuah film yang menggambarkan bagaimana totalitas untuk meraih kesempurnaan memiliki konsekuensi yang juga sangat besar.
MV "Black Swan" BTS sendiri berfokus pada koreografi dan menunjukkan bagaimana para anggota BTS berubah menjadi angsa hitam yang anggun di atas panggung.
Sebelum album ini rilis, RM pernah mengatakan dalam acara Zack Sang Show bahwa "Black Swan" adalah tentang shadow, yang merupakan salah satu sisi personal dalam diri mereka. Lagu itu dikatakan RM sangat personal untuk mereka.
Selain itu, lagu seperti "We Are Bulletproof: Eternal" juga mengaduk emosi RM, yang mengingat kembali 7 tahun yang telah BTS lewati bersama-sama.
Dalam konferensi pers itu, J-Hope juga mengatakan bahwa pada album kali ini mereka menempatkan "story" atau kisah di tempat yang tinggi, seperti seri-seri album mereka sebelumnya.
"Karena kami memiliki album dalam seri seperti 'The Most Beautiful Moment in Life' dan 'Love Yourself', kami sangat mementingkan story (kisah) dalam album kami. Untuk 'Map of the Soul: 7' juga, sebagai bagian dari seri 'Map of the Soul', kami membangun daftar lagu dengan cara yang secara organik menghubungkan Persona, Shadow, dan Ego," kata J-Hope.
Ia melanjutkan, “Misalnya, lagu pre-rilis kami 'Black Swan' adalah pengakuan dari ketakutan kami sebagai artis. 'Louder Than Bombs', yang kami kerjakan bersama Troye Sivan, adalah ekspresi dari shadow (bayangan) batin. Di sisi lain, 'We Are Bulletproof: The Eternal' mewujudkan tekad BTS dan 'ego' kami bahwa kami akan terus maju bahkan ketika dihadapkan dengan kesulitan."
Melalui lagu seperti "Interlude: Shadow", "Black Swan", "Ego", dan "ON", BTS mengejawantahkan pergulatan shadow dalam batin mereka, yangmana pada akhirnya mereka belajar tentang pentingnya musik sebagai bagian dari takdir dalam kehidupan mereka, meski dalam prosesnya terjadi pergulatan dalam batin mereka.
Dalam "Interlude: Shadow", popularitas yang berlebihan mempunyai efek seperti kesepian, kesendirian, dan ketakutan berada di puncak, sehingga seperti terjadi pertentangan antara ego mereka sebagai seorang seniman yang harus melakukan "thang/thing"nya dengan shadow berupa ketakutan yang siap menelan mereka, yang efek selanjutnya mereka bisa berhenti menyanyi/membuat musik.
Dilanjutkan dalam "Black Swan", mereka tidak justru dilahap oleh shadow itu, namun justru menjadi sadar akan peran mereka sebagai musisi dan harus berjuang di jalan mereka.
BTS menjadi sadar bahwa menjadi musisi atau orang yang cinta pada musik (dengan menyanyi dan membuat lagu), sebagaimana halnya penari cinta pada menari, adalah peran mereka.
Sehingga, betapapun beratnya, mereka akan mempertahankan apa yang menjadi "thang/thing" mereka, karena jika mereka berhenti, maka mereka akan menghadapi kematian pertama, yang justru lebih menyakitkan, seperti quote dari Martha Graham yakni "A dancer dies twice – once when they stop dancing and this first death is the more painful" yang terjemahannya adalah "seorang penari meninggal dua kali - sekali ketika mereka berhenti menari dan kematian pertama ini lebih menyakitkan".
Menurut siaran pers Big Hit, sebagaimana dikutip dari Billboard, "Black Swan" adalah lagu tentang pengakuan seorang seniman yang benar-benar belajar apa arti musik bagi dirinya sendiri.
Dikutip dari sumber lain yakni Yonhap, menurut Big Hit, lagu ini membandingkan momen menakutkan dari akhir sebagai seorang seniman yang bersembunyi di dalam anggota BTS dengan "black swan". Ketika para anggota menemukan black swan di dalam diri mereka, ironisnya hal itu membangkitkan mereka pada nilai dan makna sejati musik.
Sementara untuk "Ego", sebagaimana dikutip dari siaran pers Big Hit via Billboard, sepanjang lagu dan MVnya, yangmana menggabungkan banyak visual dengan konten-konten BTS yang dirilis sebelumnya, J-Hope merefleksikan karirnya, dan keputusan serta kesulitan yang dia hadapi, termasuk dikotomi antara persona panggungnya dan identitas kelahirannya, Jeong Ho Seok.
"'Outro: Ego' pada akhirnya berakhir dengan pernyataan diri dan egonya, ketika ia (J-Hope) muncul di dalam kota yang penuh warna, dimana gambar artis saat ini diproyeksikan," demikian kata Big Hit.
Dikutip dari JoongAng Daily, terkait lagu ini Big Hit mengatakan, “J-Hope menyanyikan tentang perjuangan berat yang ia perjuangkan sampai ia menjadi 'J-Hope BTS', namun menjelaskan bahwa semuanya adalah pilihan nasib dan ia akan terus berjalan di jalannya,” kata Big Hit Entertainment.
Puncaknya, semua ini kemudian dideklarasikan melalui sebuah manifestasi atau pernyataan besar dalam "ON", yang menjadi lagu utama dalam album "7".
"Kami mungkin menghadapi beberapa shadow atau mungkin bencana, bahkan mulai sekarang, tetapi kami sudah mengakui ini sebagai bagian dari diri kami sendiri. Ini seperti pernyataan besar dan manifesto yang akan kami laksanakan," kata RM terkait "ON" dalam wawancaranya dengan Billboard saat lagu itu dirilis.
Mengikuti "Interlude: Shadow" dan "Black Swan", "ON" masih mengeksplorasi aspek shadow dalam diri mereka sebagai seorang seniman, namun dengan pernyataan tegas bahwa mereka menerimanya dan menghadapinya untuk terus maju.
Di bagian bridge, dikatakan bahwa BTS adalah pejuang yang memilih untuk turun ke jurang yang gelap. Mereka siap berjuang, menghadapi segala rasa sakit, menggambarkan keberanian mereka menghadapi shadow dalam diri mereka sendiri.
Lirik ini terlihat relevan dengan salah satu foto konsep BTS dalam album "7", dimana ada lubang hitam di bawah mereka, dan layaknya white swan, mereka siap turun ke bawah untuk menjumpai shadow mereka.
Dalam foto konsep yang lain, mereka terlihat berubah menjadi black swan, yang menggambarkan pengakuan/penerimaan mereka terhadap shadownya. Bahkan khusus untuk Suga, posenya terlihat seperti memeluk sayap hitamnya, seperti ia sedang memeluk/merangkul bayangannya sendiri (embrace his own shadow).
Terkait apa pesan yang ingin BTS sampaikan dalam era ini, Suga mewakili BTS dalam acara Zack Sang Show mengatakan, "Satu pesan yang menembus album secara keseluruhan adalah bahwa kamu harus menghadapi bayang-bayang (shadow) dalam batinmu tetapi jangan sampai tenggelam di dalamnya. Kamu harus menghadapinya dan bergerak maju." (Lin)
(wd)