SRAGEN, solotrust.com- Kabupaten Sragen yang masuk dalam katagori zona merah dan telah ditetapkan dalam KLB Covid-19 menggerakkan seluruh warganya di desa-desa untuk ikut mencegah penyebarluasan Coronavirus. Seperti yang terlihat di Desa Sepat Masaran, tepatnya di Dukuh Wonorejo yang warganya menyebut sebagai kampung dagang, warga melalui koordinator Kepala Desanya membentuk Satgas Desa untuk ikut mencegah penyebaran Corona Virus.
Sebuah bangunan bekas gudang yang tak jauh dari Pasar Pucuk sepat, dijadikan lokasi karantina orang orang yang dinilai membandel. Rumah ini oleh warga sering dijuluki sebagai rumah hantu karena lama tak dipakai dan dinilai angker.
Salah satu warga Sepat Masaran, Budiono Rahmadi menyebut pendirian rumah hantu sebagai lokasi karantina ini adalah ide kreatif dari warga Sepat. Hal itu terbukti keberadaan rumah hantu ini menjadi viral dan hampir seluruh negeri melihat lewat ekspos media massa yang viral.
Menurut Budiono Rahmadi, warga Sepat adalah warga yang sebagian besar pedagang dan sebagian lainnya merantau. Tentu saja banyak diantara warga yang akan mudik. Oleh sebab itu, sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan agar pemudik melakukan isolasi mandiri, maka dibentuklah Satgas Covid ditingkat desa.
Meski pembuatan rumah isolasi seperti ini bukan hal yang wajib, namun berkat kreatifitas warga membuat sosialisasi pencegahan Coronavirus bisa lebih efektif.
Hingga saat ini, baru tiga warga yang sempat dikarantina di rumah hantu tersebut, karena dinilai membandel. Namun mereka telah selesai melakukan isolasinya dan dinyatakan lulus.
“Kemarin ada (warga ayng diisolasi -red) tapi sudah rampung.” Jelasnya, Kamis (23/4/2020). (saf)
(wd)