KARANGANYAR, solotrust.com - Bupati Karanganyar Juliyatmono berharap perbedaan pendapat antara dirinya dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, perihal pelaksanaan Salat Idul Fitri (Salat Id) di tanah lapang, masjid, maupun musala tidak dipertentangkan di media apa pun. Bupati memahami betul kondisi saat ini pandemi Covid-19. Saat mengeluarkan kebijakan itu, pihaknya mengaku sudah mempertimbangkan banyak aspek.
Juliyatmono menyampaikan, dirinya sudah mengonfirmasi pertanyaan Gubernur Jateng melalui WhatsApp Group, beranggotakan bupati dan wali kota se-Jawa Tengah.
"WhatsApp Group (beranggotakan) bupati dan wali kota se-Jateng kan ada. Di sana Pak Gubernur konfirmasi apakah benar seperti yang di medsos (media sosial-red) itu (Kabupaten Karanganyar mengizinkan masyarakat menyelenggarakan Salat Id di tanah lapang, masjid, dan musala). Begitu terus kami jawab, 'Betul Pak, saya bertanggung jawab. Semuanya memerhatikan protokol kesehatan begitu'," tutur dia.
Bupati mengaku telah menyiapkan segala protokol kesehatan dalam rangka mencegah persebaran Covid-19 selama pelaksanaan Salat Id di tanah lapang. Rencananya pemerintah kabupaten (Pemkab) menyelenggarakan Salat Id di Alun-Alun Kabupaten Karanganyar. Bupati Karanganyar Juliyatmono bertindak sebagai imam dan khatib Salat Id.
"Pintu masuk kami siapkan thermometer gun. Semua pakai masker, bawa sajadah sendiri, jarak kami atur. Di depan juga kami siapkan tempat wudu dan air mengalir. Selesai langsung pulang tanpa salaman dan tidak boleh berkerumun. Dalam hati terus berdoa semoga Covid-19 segera berlalu. Ini juga belajar new normal namanya," papar Juliyatmono. (joe)
(redaksi)