BOYOLALI, solotrust.com - Pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Boyolali pada 9 Desember 2020 mendatang, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Boyolali mengusung Muhammad Said Hidayat dan Wahyu Irawan (Said-Irawan).
Menurut tokoh masyarakat Boyolali yang juga tokoh PDIP Soloraya, Seno Kusumoarjo, pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Boyolali, meski musuh bumbung kosong, namun dalam pilkada nanti tidak hanya sekadar meraih kemenangan, tapi juga tingkat kehadiran masyarakat ke tempat pemilihan (pencoblosan) lebih utama.
"PDIP dalam Pilkada Boyolali 2020, lawannya baik kotak kosong atau ada calon lainnya tidak menjadi masalah. Tingkat kehadiran ke TPS (tempat pemungutan suara) juga lebih utama. Ya, sekitar 80 persen," katanya kepada wartawan, awal pekan ini.
Dikatakan, fakta politik PDIP hasil pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2019 dari 45 kursi di Boyolali dapat meraih 35 kursi anggota DPRD setempat. Artinya, PDIP Boyolali menjadi mayoritas sehingga tidak ada kekhawatiran apa pun soal pilkada tahun ini.
"Hal yang terpenting sekarang ini, baik kepada partai pengusung, khususnya PDIP dan partai lainnya yang mendukung, dan yang tidak mendukung ayolah selenggarakan Pilkada Boyolali tetap dengan suasana rukun, tenang, kondusif. Satu hal yang lebih penting saling menjaga agar kegiatan Pilkada Boyolali 2020 tidak menimbulkan klaster-klaster baru Covid-19 di wilayah ini," kata Seno Kusumoarjo.
DPC PDIP yang mengusung pasangan Said-Irawan didukung banyak partai, kata dia, tidak mempunyai target perolehan suara. Suara yang diperoleh dipastikan menang.
"Calon dari PDIP tidak ada target Pilkada Boyolali, tetapi berapa pun suara yang diperoleh dipastikan menang," ujar Seno Kusumoarjo.
Menurutnya, Pilkada dibuat senang dan santai, namun tetap kondusif. Boyolali lebih penting dari sekadar kemenangan. Boyolali jangan sampai pada rangkaian kegiatan menimbulkan klaster baru Covid-19.
"Hal yang terpenting pilkada kondusif dan tidak menimbulkan klaster baru Covid," tandasnya.
Sementara, Ketua DPC PDIP Boyolali, Paryanto mengatakan, PDIP yang mengusung pasangan Said-Irawan menurunkan tim dari tingkat kecamatan, desa hingga RT. Menurutnya, gerakan diawali dari tingkat RT, menggerakkan warga masyarakat mendorong untuk hadir di TPS pada Pilkada mendatang. Dengan begitu, pasangan Sadi-Irawan dapat diakumulasikan target suara yang akan diraih. Pihaknya juga melakukan sosialisasi mendorong masyarakat untuk hadir ke TPS memberikan hak suara dalam Pilkada Boyolali.
"Tim-tim sudah disiapkan, termasuk regu penggerak pemilih perolehan suara tidak hanya signifikan yang terpenting tingkat kehadiran bisa lebih banyak dibanding Pemilu tahun sebelumnya," katanya.
Menurut Paryanto, hasil tingkat kehadiran pada Pemilu 2019 di Boyolali juga di atas rata-rata secara nasional yang akan diusung kembali.
"Kami barometernya hasil suara Pileg 2019 akan disinkronkan dari 603 ribu suara sah memperoleh 467 ribu suara. Namun, adanya partai pendukung logikanya dapat bertambah," katanya.
Pasangan Said-Irawan melawan kotak kosong, kata dia, pada Pileg 2019 ditargetkan bisa di atas 80 persen karena juga didukung partai lain. (Jaka)
(redaksi)