Hard News

Status Gunung Sinabung Masih Siaga, Masyarakat Diimbau Waspada

Hard News

31 Oktober 2020 13:31 WIB

Gunung Sinabung (Foto: esdm.go.id)

Solotrust.com - Pemerintah mengimbau masyarakat maupun pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer (km) dari puncak Gunung Sinabung. Hal ini menyusul data pengamatan visual dan instrumental Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melaporkan adanya guguran awan panas dengan jarak luncur 1000 hingga 2000 meter pada Kamis (29/10/2020).

Kendati demikian, menurutKepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Agung Pribadi, aktivitas erupsi tersebut cenderung menurun. Laporan terakhir dirilis pos pengamatan Gunung Sinabung pada Jumat (31/10/2020) tengah malam menunjukkan Gunung Sinabung sudah terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II.



Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekira 50 hingga 500 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah Timur, Tenggara, dan Selatan. Sementara untuk suhu udara sekira 16 hingga 26?C dengan intensitas curah hujan 21 mm per hari.

"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar," seperti yang dilansir oleh magma.esdm.go.id.

PVMBG Kementerian ESDM mengimbau apabila terjadi hujan abu, masyarakat memakai masker jika keluar guna untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Selain itu, mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Melansir laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, esdm.go.id, Sabtu (31/10/2020), melalui rekaman seismograf selama 30 Oktober 2020 tercatat Gunung Sinabung mengalami dua kali gempa awan panas guguran, 77 kali gempa guguran, sebelas kali gempa embusan, 16 kali gempa low frequency, sembilan kali gempa hybrid/fase banyak, dan 2 kali gempa tektonik jauh.

Kementerian ESDM berharap masyarakat sekitar diharapkan tetap mengikuti arahan pemerintah setempat atau bisa mengikuti perkembangan informasi gunung tersebut melalui aplikasi MAGMA, menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Sinabung terdekat, melalui laman resmi media sosial PVMBG (Twitter: @vulkanologi_mbg, Instagram: @pvmbg_kesdm), dan laman website https://vsi.esdm.go.id/.

Sebagai informasi, Gunung Api Sinabung mengalami erupsi sejak 2013 silam. Letusan terakhir terjadi pada 5 September 2020 menghasilkan tinggi kolom erupsi berwarna kelabu setinggi 800 meter di atas puncak. Sementara tingkat aktivitas diturunkan menjadi Level III (Siaga) sejak 20 Mei 2019 pukul 10:00 WIB.

Adapun untuk keperluan penerbangan, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit pada 5 September 2020, pukul 05:34:00 WIB. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 3260 m dari permukaan laut atau sekira 800 m di atas puncak. 

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya