SOLO, solotrust.com – Pemerintah Kota Solo menyampaikan pembatalan rencana menjaring pemudik untuk dikarantina pada libur akhir tahun 2020 di stasiun, terminal, dan bandar udara (Bandara).
Menurut Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, penjagaan dan penjemputan bagi pemudik yang akan pulang ke Solo ini dinilai tidak efektif. Salah satunya ialah faktor banyaknya pemudik yang turun di Solo berasal dari luar kota.
"Penjagaan (di stasiun, bandara, dan terminal) tidak efektif karena yang banyak luar kota semua yang pulang itu. Jadi kemarin yang dari Pati turun di Adi Soemarmo langsung pulang ke Pati. Sama yang mau pulang ke Wonogiri langsung ke Wonogiri," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Rabu (16/12/2020).
Diberitakan sebelumnya, pemudik yang pulang ke Solo dengan KTP setempat diharuskan menjalani karantina selama 14 hari di Solo Techno Park (STP). Pemudik yang datang wajib lapor ke RT/RW setempat, kemudian akan dijemput oleh Satgas Covid-19 untuk dikarantina di STP.
Namun, bagi wisatawan yang akan datang ke Solo diperbolehkan dan tidak dikarantina. Menurut Rudy, sapaan akrab wali kota, hal ini dikarenakan para pemudik hendak bertemu dengan keluarganya dan menginap di rumah. Sementara wisatawan hanya berkunjung di Kota Solo dan menginap di hotel.
"Jadi, kalau memang wisatawan itu mesti tidurnya di hotel. Silakan di hotel, tapi kalau mudik itu tidurnya di keluarga. Di situ ada Jogo Tonggo pasti akan dilaporkan ke Satgas Covid-19, sehingga dijemput untuk dikarantina (di Solo Technopark)," ujar Rudy. (ray).
(redaksi)