SOLO, solotrust.com – Sebelum melakukan investasi, kalangan muda diharapkan tidak hanya mengikuti tren atau tokoh, melainkan memahami seluk beluk pasar modal. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yunianto, mengajak para investor muda untuk belajar pasar modal, tidak sekadar ikut-ikutan saja.
"Jangan hanya mengikuti misalnya tokoh yang bilang saham ini pertumbuhannya bagus. Ya, paling tidak bisa lihat dari fundamental ekonominya sendiri gitu. Makanya perlu belajar pasar modal tidak hanya ngikutin," paparnya pada media, pekan ini.
Imbauan itu disampaikan, mengingat semakin banyak anak muda melek investasi atau penanaman modal. Pihaknya sendiri selalu melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, terutama mahasiswa.
"Sekarang banyak sekali investor-investor baru dari kalangan anak muda. Harapan kami tentunya di tahun 2021 juga tetap tumbuh," ujar Eko Yunianto.
Menurutnya, investasi pasar modal sebagai alternatif investasi, selain investasi di perbankan dan di industri keuangan nonbank. Salah satu upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal dilakukan OJK menyasar Kopasus beberapa waktu sebelumnya. Pelaksanaan edukasi terkait industri keuangan tersebut mengajak perbankan dan pegadaian.
Senada dengan OJK, BEI Solo juga terus melakukan edukasi ke kalangan milenial. Terlebih berdasar data, saat ini jumlah investor muda mencapai sekira 40 persen dari total investor di Soloraya.
Kepala BEI Jateng II (Solo), M Wira Adibrata, menjelaskan perlunya edukasi agar investor muda melakukan investasi saham benar-benar berdasarkan alasan tepat, bukan ikut-ikutan semata.
“Agar generasi muda investasinya bukan asal-asalan, hanya ikut-ikutan teman, tokoh, selebritas atau influencer yang lagi ramai di media sosial," terangnya, saat dihubungi melalui panggilan suara, Jumat (05/03/2021).
Sebelum melakukan investasi pasar modal, kata Wira Adibrata, perlu pembekalan cukup bagi generasi muda, terutama terkait kinerja dan prospek perusahaan yang akan dibeli sahamnya.
“Ketika kita membeli saham perusahaan itu sama dengan membeli prospek perusahaan. Berarti kita harus kenal terhadap perusahaan dengan melihat kinerjanya,” jelasnya.
Wira Adibrata menyarankan, sebelum membeli saham suatu perusahaan, sebaiknya melihat secara fundamental apakah suatu perusahaan sehat atau tidak, bagaimana kinerja dan prospeknya.
“Kemudian ikuti sekolah pasar modal bagi yang belum pernah,” tambah dia.
Untuk itu, BEI Solo menyediakan sarana berupa sekolah pasar modal sepekan dua kali. Selain itu juga bekerja sama dengan berbagai kampus di Soloraya untuk edukasi pasar modal menyasar mahasiswa. (rum)
(redaksi)