SOLO, solotrust.com - Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada fisik, namun juga psikologis. Emosi-emosi negatif, seperti ketegangan, kecemasan, dan kekhawatiran menyelimuti benak masyarakat. Hal ini diungkapkan Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS), Rafika Nur Kusumawati, mengacu pada beberapa survei yang telah dilakukan.
"Itu berdampak pada kesulitan tidur, sulit untuk bisa berpikir jernih, bahkan kemungkinan untuk bunuh diri pun juga ada dan tebersit dari beberapa orang," lanjut Rafika, saat dihubungi solotrust.com melalui aplikasi pesan suara, Rabu (07/07/2021).
Pihaknya menjelaskan berbagai gangguan psikologis tersebut bisa diakibatkan beberapa faktor seperti kondisi ekonomi dan kesepian. Selain itu, pemberitaan dan informasi sifatnya negatif juga turut menyumbang dampak buruk bagi kesehatan mental.
"Beberapa survei juga menyatakan bahwa kondisi psikis ini dapat menurunkan kondisi fisik seseorang. Jadi ketika kondisi fisik mereka baik-baik saja, namun kondisi psikis menurun, maka daya tahan tubuh seseorang juga menurun sehingga kemungkinan untuk terjangkit virus atau sakit itu akan jauh lebih tinggi," terangnya.
Ada beberapa tips yang Rafika bagikan agar mental tetap sehat di masa pandemi, terutama saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Pertama, penuhi kebutuhan fisik. Kedua, cerdas dalam memilah dan memilih informasi. Ketiga, cari lingkungan positif. Terakhir, lakukan aktivitas yang dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, dan potensi diri.
Di lain pihak, Dosen Psikologi UNS, Moh Abdul Hakim mengatakan, masyarakat sebaiknya menahan diri untuk mengonsumsi informasi tanpa memilah dan memilihnya terlebih dulu.
"Dalam situasi tegang, secara psikologis mereka merasa terancam, sebaiknya mereka menahan diri untuk tidak serta merta mengonsumsi informasi apapun," jelasnya kepada solotrust.com, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (07/07/2021).
Hakim juga menyarankan masyarakat untuk menurunkan ketegangan emosional agar dapat berpikir dengan jernih.
"Kalau kita merasa kondisinya sedang tidak stabil, sedang was-was, maka sebaiknya menghindarkan diri dari berbagai informasi yang justru sering kali menyesatkan, apalagi kemudian berdebat," tegas dia.
Tidak hanya masyarakat, Hakim juga berpesan agar pemerintah atau pihak berwenang lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi.
"Jadi mereka tidak boleh hanya fokus ke konten informasi, tapi harus mempertimbangkan kondisi psikologis masyarakat. Artinya mereka harus juga memikirkan bagaimana cara terbaik menyampaikan informasi, dengan cara apa dan kapan," pungkasnya. (Azizah/Azmi)
(and_)