Hard News

Pasca Dikuasai Taliban, Negara-negara Berlomba Evakuasi Warganya dari Afghanistan

Global

18 Agustus 2021 15:28 WIB

Ratusan warga Afghanistan memenuhi ruangan dalam pesawat C-17 Globemaster III milik AU AS menuju Qatar dari Kabul, Minggu (15/8/2021). (Foto: Defense One via Reuters)

KABUL, solotrust.com – Kelompok Taliban telah menguasai berbagai wilayah di Afghanistan termasuk ibu kota negara, Kabul pada Minggu, (15/8) membuat sejumlah negara melakukan evakuasi terhadap warganya yang berada di sana. Mereka juga menutup kedutaan besar yang ada di Afghanistan.

Proses evakuasi dilakukan menggunakan pesawat militer di Bandara Kabul pada Senin (16/8) waktu setempat. Suasana bandara Kabul sempat kacau karena dipenuh para penduduk Afghanistan yang ketakutan ingin pergi ke luar negeri.



Tentara Amerika Serikat dan Inggris yang mengamankan bandara Kabul sempat menghentikan penerbangan, namun kondisi berangsur normal pada Selasa (17/8). Penerbangan militer yang mnegangkut para diplomat dan warga sipil mulai lepas landas menuju negara mereka masing-masing.

 

Australia

Penerbangan evakuasi pertama Australia tiba di Afghanistas pada Selasa (17/8) malam untuk memfasilitasi penyelamatan warga Australia dan warga Afghanistan yang bekerja untuk Australia. Australia mengirimkan 250 personil militer dalam proses evakuasi ini.

Pada evakuasi itu, Australia berhasil membawa 26 orang.

“Ini penerbangan pertama dari banyak penerbangan yang akan menyusul, terghntung kondisi cuaca dan kami emncatat sepanjang akhir minggu ini, ramalan cuaca tidak terlalu menguntungkan,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Ia mengaku berada dibawah tekanan untuk segera mengevakuasi warganya dan warga Afghanistan yang memiliki visa kerja untuk Australia selama dua dekade kehadiran mereka.

 

India

Pesawat militer India mengangkut lebih dari 170 warga beserta Duta Besar India untuk Afghanistan. Duta Besar Rudrendra Tandon mengatakan sedikitnya ada 200 personel misi dan warga India di Afghanistan telah dievakuasi dalam tiga hari terakhir.

“Anda tidak bisa membayangkan betapa menyenangkannya bisa kembali ke rumah. Kami pulang ke rumah dengan selamat, aman dan tanpa kecelakaan atau musibah yang menimpa warga kami,” kata Tandon.

Pemerintah India terus mengupayakan untuk mengevakuasi sebagian kecil warganya yang masih ada di Afghanistan.

India mendirikan empat kantor Konsulat di Afghanistas dan semuanya telah ditutup saat sebelum  gerilyawan Taliban menyerang Afghanistan bagian utara.

 

Jepang

Jepang akan menutup kedutaan besarnya dan mengevakuasi 12 personel terakhir pada pekan ini. Pemerintah Jepang enggan menyebut jumlah warga yang mereka evakuasi dengan alasan keamanan.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan tidak ada warganya di Afghanistan yang dilaporkan terluka.

“Kami menempatkan keselamatan warga Jepang yang masih berada di Afghanistan dalam prioritas utama kami,” katanya.

 

Perancis

Dalam penerbangan pertama, pemerintah Perancis verhasil membawa 40 orang yang terdiri dari warga Perancis, warga Afghanistan dan warga negara lain.

Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly mengungkapkan tantangan terberat dalam proses evakuasi ini adalah untuk menjangkau bandara Kabul.

“Situasi di bandara Kabul masih sangat kacau dan akses menuju bandara tersebut sulit sekali,” kata Parly seperti dalam laporan Reuters.

Penerbangan evakuasi lebih lanjut akan bergantung pada slot pendaratan.

 

Kanada

Penerbangan militer Kanada yang mengevakuasi para diplomat dan warga sipil dari Afghanistan mulai lepas landas pada Selasa (17/8) pagi.

“Kami bekerja dalam koordinasi yang erat dengan mitra Amerika Serikan dan sekutu-sekutu kami dalam rencana untuk melanjutkan penerbangan evakuasi keluar dari Afghanistan sesegera mungking,” kata Angkatan Bersenjata Kanada (CAF).

Kanada berencana untuk melanjutkan penerbangan militer ke Afghanistan untuk mengevakuasi warga sipil ketika Amerika Serikat kembali mendapat kendali atas bandara Kabul.

 

Amerika Serikat

Pesawat kargo jenis Boeing C-17 Globemaster III milik Amerika Serikat mengangkut lebih dari 600 warga Afghanistan termasuk anak-anak. Mereka duduk berdesakan di lantai pesawat.

“Jumlah penumpang yang biasanya tak setinggi itu adalah dampak dari situasi keamanan dan perlu segera diputuskan oleh kru yang bisa memastikan mereka dikeluarkan dengan cepat dari negara itu,” kata seorang pejabat AS.

Banyak warga Afghanistan yang putus asa mendatangi bandara Kabul dengan harapan mereka bisa kabur dari kekuasaan Taliban.

Bahkan mereka berusaha memanjat ke pesawat lewat pintu yang setengah terbuka, sebelum pesawat tinggal landas menuju Qatar. Beberapa dari mereka juga memanjat pesawat dan bergantungan pada roda pendaratan.

 


()