Hard News

Polisi Selandia Baru Tembak Mati Ekstremis Pendukung ISIS

Global

3 September 2021 18:31 WIB

Polisi Selandia Baru mengamankan tempat kejadian perkara di salah satu supermarket di New Zealand. (Foto: Reuters).

WELLINGTON, solotrust.com – Kepolisian Selandia Baru menembak mati seorang ekstremis yang telah melakukan penikaman terhadap enam orang di supermarket, Jumat (03/09/2021). Diduga pelaku terinspirasi kelompok militan tertentu.

Mengutip Reuters, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pelaku merupakan warga Negara Sri Lanka yang tinggal di Selandia Baru selama sepuluh tahun.



"Seorang ekstremis yang kejam melakukan serangan teroris terhadap warga Selandia Baru yang tidak bersalah," ujar Ardern.

Pihaknya menegaskan, pelaku merupakan pendukung ideologi ISIS. Dikatakan, pelaku telah menjadi incaran polisi selama lima tahun terakhir.

Komisaris Polisi Andrew Coster mengatakan pelaku melakukan tindakannya sendiri. Pihaknya meyakini tidak ada ancaman lebih lanjut yang perlu dikhawatirkan.

"Kami benar-benar melakukan segala kemungkinan untuk memantaunya dan fakta bahwa kami dapat melakukan intervensi begitu cepat, dalam waktu sekitar 60 detik, menunjukkan seberapa dekat kami mengawasinya," kata Coster.

Tim ambulans Rumah Sakit St. Johns melaporkan dari enam orang terluka, tiga dalam kondisi kritis, satu dalam kondisi serius, dan dua dalam kondisi sedang.

Selandia Baru menjadi negara yang waspada terhadap aksi teror setelah serangan bersenjata yang dilakukan seorang pria dan menewaskan 51 orang di dua masjid di Kota Christchurch pada 15 Maret 2019.

Aksi Ardern yang penuh kasih sayang pada 2019 telah menyatukan seluruh penduduk Selandia Baru. Serangan pada Jumat ini kemudian memunculkan pertanyaan mengapa pelaku teror yang telah menjadi incaran bertahun-tahun dapat dengan bebas melakukan aksinya.

Ardern mengatakan, sebelum pelaku melakukan aksi teror, tidak ada pelanggaran berat yang dilakukan pelaku.

"Jika dia melakukan tindak pidana yang memungkinkan dia berada di penjara, di situlah dia akan berada. Sayangnya, dia tidak. Malah dia diawasi terus-menerus dan diikuti," tukas Ardern. (Gede)

(and_)