Ekonomi & Bisnis

Peternak Ayam di Boyolali Menjerit! Pakan Mahal, Harga Telur Anjlok

Ekonomi & Bisnis

07 September 2021 15:05 WIB

Turunnya harga telur ayam di massa pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah membuat para peternak ayam petelur di Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Boyolali merugi

BOYOLALI, solotrust.com - Turunnya harga telur ayam di massa pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah membuat para peternak ayam petelur di Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Boyolali merugi.

Hal itu diungkapkan salah satu peternak ayam petelur, Kris Handrika Imanuel Raharjo. Ia mengatakan, selama PPKM harga telur mengalami penurunan. Sementara harga telur saat ini tidak sebanding dengan harga pakan.



"Pakan ayam sekarang naik. Sebelumnya Rp4.000 per kilogramnya, sekarang mencapai Rp7.000 per kilogramnya," kata Kris Handrika Imanuel Raharjo kepada solotrust.com di Teras Boyolali, Selasa (07/09/2021).

Menurutnya, harga normal telur per kilogram seharusnya di kisaran Rp21 ribu hingga Rp22 ribu. Jadi apabila per kilogram Rp14 ribu atau Rp15 ribu, peternak sudah mengalami kerugian sebesar Rp5000 per kilogram.

"Setiap hari kami mengalami kerugian Rp5000 per kilogram kalau harga telur di kisaran Rp14 ribu sampai Rp15 ribu," ujar Kris Handrika Imanuel Raharjo.

Lanjut dia, apabila PPKM terus diperpanjang tentu akan berdampak terhadap para pekerja. Sementara dalam sehari, ternak ayam miliknya dapat memproduksi telur ayam sebanyak 1,5 ton.

"Beberapa hari ini kami masih bisa menanggung kerugian, tapi kalau sudah tidak lagi bisa produksi, risikonya kepada para tenaga kerja. Padahal para pekerja kami kaum ibu-ibu rumah tangga," kata Kris Handrika Imanuel Raharjo.

Pihaknya berharap pemerintah dapat menurunkan harga pakan untuk ternak ayam. Dengan begitu, apabila ada penurunan harga telur ayam para peternak dapat mengikuti.

"Semoga saja pemerintah dapat menurunkan harga pakan untuk ternak ayam karena kalau begini kami tidak bisa mengikuti harga telur di pasaran," ujar Kris Handrika Imanuel Raharjo.

Sementara itu, Kabid Produksi Ternak Disnakkan Boyolali, Gunawan Andriyanta, mengatakan pada 2021 produksi telur di Boyolali mencapai sekira 8000 ton lebih. Jumlah itu terdiri atas 189 peternak ayam petelur, tersebar di wilayah Boyolali.

"Harga telur ayam maupun harga daging ayam ini sebenarnya fluktuatif, bergantung permintaan pasar. Jadi memang di bulan-bulan tertentu harga telur cenderung menurun karena tidak adanya hajatan di masyarakat," kata dia.

Menurut Gunawan Andriyanta, kemungkinan ada kenaikan harga telur saat akhir tahun nanti. Pasalnya, akan banyak permintaan dari pasar karena musim hajatan.

"Kami mingimbau kepada peternak ayam telur untuk mengadakan kontrak dengan pasar terkait harga, sehingga apabila ada kenaikan harga tidak terdampak pada peternak. Ya, harus menjalin kerja sama," pungkasnya. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya