JAKARTA, solotrust.com - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meluncurkan integrasi QR Code PeduliLindungi ke aplikasi mitra lain pada Kamis (07/10/2021). Dengan begitu nantinya fitur aplikasi PeduliLindungi bisa digunakan di aplikasi mitra.
QR Code PeduliLindungi sedang dilakukan proses integrasi dengan lebih dari 50 aplikasi mitra dan secara bertahap melakukan implementasi hingga Oktober.
Adapun 50 aplikasi mitra itu, di antaranya Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka, Tiket.com, Dana, Living Mandiri, Cinema XXI, Link Aja, Goers, Jaki, Shopee, BNI Mobile, Loket.com, Mcash, dan 35 aplikasi mitra lainnya yang saat ini sedang dilakukan uji coba menggunakan PeduliLindungi.
Integrasi QR Code PeduliLindungi ini adalah dalam rangka memperluas cakupan penggunaan QR Code PeduliLindungi. Sejak awal Juli hingga sekarang sudah lebih dari 73 juta penggunaan dan lebih dari 25 ribu merchants tergabung. Ke depannya akan terus bertambah lagi.
Implementasi PeduliLindungi ini sudah demikian luas yang awalnya hanya digunakan di beberapa tempat atau pun sarana publik, seperti industri transportasi, pariwisata, kantor juga sedang diujicobakan untuk di lingkungan sekolah.
Menteri Kesehatan mengatakan aplikasi PeduliLindungi digunakan untuk tiga fungsi utama dalam penanganan pandemi Covid-19, yakni fungsi pertama melakukan skrining, terutama di enam aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Skrining berupa skrining status vaksinasi dan juga status swab test.
Adapun enam aktivitas itu, antara lain pertama, aktivitas perdagangan, perdagangan modern seperti mal atau department store, maupun perdagangan secara tradisional seperti pasar dan toko-toko tradisional.
Aktivitas kedua adalah aktivitas transportasi, baik darat, laut, maupun udara. Aktivitas ketiga adalah aktivitas pariwisata terutama kuliner, pameran dan lain sebagainya. Aktivitas keempat adalah aktivitas bekerja, bisa di kantor atau di pabrik. Aktivitas kelima adalah aktivitas pendidikan di sekolah sekolah dasar, SMP, SMA, perguruan tinggi.
Pada pembelajaran tatap muka di sekolah sudah dibuat sistem skrining tanpa scan QR Code, dengan menyuplai informasi kasus konfirmasi dan kontak erat peserta didik ke penanggung jawab sekolah melalui integrasi database ke Kemendikbud dan Kemenag. Sementara untuk pengunjung sekolah tetap menggunakan scan QR Code. Aktivitas keenam adalah aktivitas keagamaan.
''Dengan demikian, semua aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dapat diketahui status kesehatannya, khususnya berkaitan dengan status vaksinasi dan status swab test,'' kata Budi Gunadi Sadikin, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, kemkes.go.id.
Fungsi kedua dari aplikasi PeduliLindungi adalah untuk melakukan fungsi tracing atau pelacakan. Dengan adanya QR Code untuk memulai suatu aktivitas diharapkan manakala terjadi kasus positif bisa dengan sangat cepat mengetahui siapa saja yang ada di tempat itu pada waktu tersebut.
Fungsi ketiga adalah untuk mendukung implementasi protokol kesehatan, misalnya kalau scan QR Code hasilnya hijau, seseorang bisa beraktivitas di tempat itu. Namun kalau kuning atau merah, tidak boleh beraktivitasi di tempat itu.
''Aplikasi PeduliLindungi secara agresif, namun bertahap akan kita implementasikan ke enam aktivitas utama tadi untuk fungsi skrining, fungsi tracing, dan fungsi protokol kesehatan,'' tutur Menkes.
Chief Digital Transformation Office Kemenkes, Setiaji, mengatakan untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia tidak mungkin bekerja sendiri, namun harus bersama-sama.
Sistem keamanan data aplikasi PeduliLindungi terus ditingkatkan. Tidak ada data pribadi disimpan dalam mitra platform. Sistem PeduliLindungi hanya memberikan kode informasi untuk kategori warna.
Sementara ntuk keluhan jika data vaksinasi tidak tersedia di aplikasi PeduliLindungi, disarankan pengguna mengakses dahulu website PeduliLindungi. Jika data vaksinasi masih tidak muncul, disarankan untuk mengirim email ke sertifikat@pedulilindungi.id.
(and_)