Hard News

Reisa : Belum Jelas Apakah Omicron Lebih Menular Atau Menyebabkan Penyakit

Nasional

2 Desember 2021 16:55 WIB

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro Dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN

JAKARTA, solotrust.com - Munculnya mutasi virus SARS-CoV-2 varian Omicron menyedot perhatian dan  menggerakkan langkah-langkah antisipasi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Banyak hal  yang sudah atau belum diketahui tentang varian baru ini, namun yang pasti, masyarakat diimbau  tetap menjaga protokol kesehatan dan menyegerakan vaksinasi guna mengoptimalkan proteksi. 



Dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Rabu (1/12),  Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro  mengemukakan hal tersebut. 

“Kita ketahui bahwa pada 24 November 2021, para ilmuwan di Afrika Selatan melaporkan varian virus  corona baru dengan jumlah mutasi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada varian lain. Dua  hari kemudian, 26 November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian baru yang  dijuluki Omicron ini, masuk kategori varian yang wajib jadi perhatian atau variant of concern (VoC),”  paparnya.

Pemerintah Indonesia, ujar Reisa, mengambil tindakan cepat, pada tanggal 28 November 2021 sudah  melakukan berbagai upaya antisipasi, termasuk pemberlakukan pembatasan perjalanan dari negara negara yang terdeteksi varian Omicron ini.

“Jadi hal awal yang kita ketahui adalah, untuk pertama kalinya dalam sejarah pandemi,semua respon  dan antisipasi dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan kesigapan tingkat tinggi di segala bidang,”  ujar Reisa, sekaligus mengapresiasi informasi yang secara cepat diberikan oleh para ilmuwan Afrika  Selatan.

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa respon pandemi memang harus berbasis ilmu, berbasis sains, dan temuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Reisa juga menjelaskan hal lain yang diketahui dengan pasti, adalah bahwa semua virus bermutasi.  Begitu pula SARS-CoV-2 sebagai anggota keluarga corona virus, yang terus bermutasi sejak pertama  kali diidentifikasi pada Desember 2019.

Namun demikian, Reisa tidak memungkiri masih banyak hal yang belum diketahui tentang varian  virus ini. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ujarnya, mengatakan belum jelas apakah Omicron lebih menular atau menyebabkan penyakit  yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya. Ahli epidemiologi Afrika Selatan juga  mengatakan, bahwa tidak cukup data yang dikumpulkan untuk menentukan implikasi klinis Omicron  dibandingkan dengan varian sebelumnya.

 “Namun satu hal lagi yang sudah pasti. WHO menyarankan warga di seluruh dunia, termasuk di  Indonesia melindungi diri, keluarga dan orang tercinta mereka dengan memutus penyebaran Covid- 19.Caranya, dengan memakai masker, cuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, dan  selektif bepergian,” tegas Reisa. (elv)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya