SOLO, solotrust.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo mengungkapkan kondisi perbankan di area Soloraya cenderung mengalami peningkatan yang stabil dari sisi aset, kredit, maupun dana pihak ketiga.
Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan masih double digit di Solo dan sekitarnya. Hal itu diungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Eko Yunianto pada acara Capacity Building Media, Kamis (9/12).
"Dari sisi nominal, NPL sampai Oktober 2021 mengalami peningkatan dibandingkan dengan posisi bulan September 2021 maupun dibandingkan posisi Desember 2020," papar Eko.
Berdasakanr data OJK, per Oktober 2021, NPL mencapai 11,23 persen. Ada tiga sektor penyumbang terbesar NPL yakni industri pengolahan dengan kontribusi Rp 26,599 triliun, sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi Rp 25,917 triliun, dan sektor rumah tangga dengan kontribusi Rp 11,99 triliun.
Data OJK mencatat, NPL industri pengolahan mencapai 29,25 persen dan menyebabkan NPL perbankan di Solo sekitarnya terhitung tinggi di atas 10 persen. Berdasarkan komposisi, industri pengolahan masih mendominasi kredit perbankan di Solo sekitarnya sebesar 28,49 persen.
"Meskipun masih banyak yang bermasalah ternyata kredit industri pengolahan juga mengalami peningkatan, tumbuh 5,06 persen sampai Oktober 2021," kata Eko.
OJK juga melaporkan, per Oktober 2021 aset mengalami pertumbuhan sebesar 3,55 persen atau Rp 105 triliun. Jumlah itu meningkat 3,55 persen dibandingkan Oktober tahun lalu dan dibandingkan dengan posisi Desember 2020 meningkat 2,79 persen.
"Artinya secara bulanan, year on year, dan posisi akhir tahun lalu mengalami pertumbuhan positif," imbuh Eko.
Dari sisi kredit, perbankan Solo sekitarnya juga mengalami pertumbuhan. Per Oktober 2021, tercatat Rp 93,355 triliun atau meningkat 3,51 persen jika dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Atau tumbuh 3,53 persen jika dibandingkan Desember 2020 dan meningkat 0,61 persen dibanding September 2021.
Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) pada Oktober 2021 tercatat mencapai Rp 89,21 triliun. Pertumbuhan DPK ini lebih tinggi dibandingkan kredit yang sebesar 6,41 persen secara year on year. Atau tumbuh positif sebesar 6,29 persen dibandingkan Desember 2020 dan tumbuh 0,75 persen dibanding bulan sebelumnya. (rum)
(zend)