Hard News

OJK Ajak Milenial Terjun ke Sektor Pertanian Berbasis Ekonomi Hijau

Sosial dan Politik

30 Desember 2021 16:10 WIB

Paparan OJK dalam semnas bertajuk "Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau" di kantor OJK, Selasa (28/12). (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengajak kalangan muda terjun ke sektor pertanian berbasis ekonomi hijau. Sebab dinilai potensi pengembangannya masih besar dan sejalan dengan program pemerintah dalam mengembangkan UMKM dan sektor pertanian.

Hal itu diungkapkan Wimboh dalam Seminar Nasional bertajuk "Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau" di kantor OJK, Selasa (28/12).



"Saya berharap kaum milenial dapat merebut momentum yang disediakan pemerintah berupa pembiayaan murah dan luas serta adanya ekosistem mulai dari pembinaan, penjualan, sampai dengan ekspor produk yang dihasilkan," beber Wimboh.

Menurut Wimboh, kehadiran kalangan milenial dibutuhkan untuk terus mendorong pelaksanaan program keuangan berkelanjutan, termasuk kepada pelaku UMKM di sektor pertanian baik di hulu maupun hilir.

"Pengelolaan sektor pertanian berbasis hijau diyakini mampu membuka lapangan pekerjaan baru mengingat saat ini masih terdapat lahan luas dan teknologi pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh para petani Indonesia," kata Wimboh.

Untuk mendukung kebangkitan UMKM, OJK terus mendorong transformasi digitalisasi secara terintegrasi dari hulu ke hilir guna mendukung kemudahan pembiayaan bagi UMKM dan meningkatkan pemasaran produk UMKM ke pasar global (ekspor). Digitalisasi UMKM ini mencakup pengadaan bahan baku, proses produksi, pemasaran di dalam dan luar negeri, sampai dukungan pembiayaan.

OJK bersama pelaku industri jasa keuangan juga melakukan berbagai aktivitas pembinaan dan pendampingan UMKM. Keseluruhan kebijakan ini diharap dapat memenuhi target dari Presiden RI Joko Widodo tentang peningkatan kredit UMKM secara agregat pada 2024 sebesar minimal 30 persen dari total kredit yang disalurkan perbankan nasional.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengharapkan fenomena mulai banyaknya kalangan milenial terjun ke bisnis UMKM. Dan bisa semakin berkembang dan mendorong pengembangan ekonomi kecil dengan berbagai inovasi dan teknologi.

"Sebenarnya diksi milenial itu yang muda berusaha. Fasilitasi dari OJK sangat penting buat kita, untuk membangun ekosistem UMKM," beber Ganjar.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, Kementan telah mengeluarkan strategi pembangunan pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi untuk diperkenalkan pada milenial.

Strategi tersebut di antaranya, peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern, serta gerakan tiga kali ekspor (gratieks).

"Jadi ada berkat pelatihan teknis, pelatihan entrepreneur, pelatihan keuangan, dan pelatihan mengeluarkan KUR, harus dimainkan. Siapapun pemerintah daerah boleh mendorong orangnya dan mecatat kepada dinas yang bersangkutan. Kalau sudah selesai dilatih, harus dimonitor kelanjutannya. Memang tidak akan mudah, tetapi akan terus dijalankan," terang Syahrul.

Selain ketiga tokoh penting tersebut, pada acara itu, hadir pula Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto, Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) Guntur Subagja dan Petani Milenial Hendi Nur Seto. (rum)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya