Ekonomi & Bisnis

Melalui Pameran B to B, Pemkot Kediri Akan Berkolaborasi Dengan Solo

Ekonomi & Bisnis

14 Desember 2021 16:41 WIB

Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri acara pameran B to B di Solo Paragon Hotel & Residences, Senin (13/12). (Foto: Dok. solotrust.com/athala)

SOLO, solotrust.com – Melalui pameran Busnines to Busines (B to B) di Solo Paragon Hotel & Residences, Senin (13/12) Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri ingin berkolaborasi dengan Kota Solo, khususnya untuk kain batik dan tenun.

Walikota Kediri, Abullah Abu Bakar mengatakan jika kota Kediri dan Solo berkolaborasi maka akan menjadi sebuah kolaborasi yang sangat luar biasa, mengingat kota Solo merupakan kota yang terkenal akan kain batik sedangkan Kediri terkenal dengan kain tenunnya.



“Perlu kita lihat yaitu kota Solo ini punya kampung yang sangat cantik sekali namanya kampung batik Laweyan dan Kauman. Kampung ini berhasil membranding dan terkenal sama banyak orang, setiap orang yang datang ke Solo pasti pergi ke kampung itu untuk melihat batik lalu membeli. Saya berharap ini juga bisa kita kloning cara-caranya, sehingga nanti kalau ada orang datang ke kota Kediri bisa seperti di Solo, nah ini saya harap bisa kita kerjasamakan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, di masa pandemi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kota Kediri mengalami penurunan omset yang sangat serius, sehingga harus berupaya semaksimal mungkin untuk menggerakkan perekonomian. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat Rumah Kurasi.

“Karna pandemi kami berfikir dengan kadin Kediri dan pakar ekonomi bagaimana caranya supaya pelaku UMKM ketika masuk ke dunia digital mereka itu tidak ketinggalan jauh maka perlu jembatan, jembatan itu namanya Rumah Kurasi,” katanya.

Direktur Rumah Kurasi, Setyohadi menjelaskan adanya rumah kurasi bisa menjadi benteng untuk memberikan masukan kepada pelaku UMKM sehingga bisa memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat.

“Yang diukur dalam kurasi itu adalah sebuah ekosistem jadi mulai dari kulitas produk, legalitas, hingga packaging, dan yang paling penting adalah entrepreneurship. Kita bisa melihat para pelaku UMKM itu memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat atau tidak melalui kurasi tersebut,” jelasnya.

Setyohadi berharap, melalui program kurasi bisa menjadi masukan sekaligus memberikan pasar serta abligator kepada pelaku UMKM.

“Kita sudah mempunyai asesornya ada 12, instruktur 24, kurator 152. Di setiap kota kabupaten Jawa Timur ada 4 dan semuanya dilatih oleh kadin institut provinsi Jawa Timur,” imbuhnya. (athala)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya