SOLO, solotrust.com - Upaya digitalisasi pasar tradisional oleh Pemerintah Kota (Pemkot)dengan menggandeng sejumlah pihak diharapkan mampu menarik minat anak-anak muda untuk berkegiatan dan bertransaksi di sana.
"Anak-anak muda jangan sampai nanti tidak mau ke pasar tradisional. Bisa dibuktikan sendiri pasar tradisional kita sudah bersih, banyak brand-brand yang didirikan anak-anak muda juga," kata Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka di Pasar Gede Solo, Kamis, (23/12).
Hal itu disampaikan Gibran terkait inisiatif tiga perusahaan digital yakni Grab, Emtek dan Bukalapak yang membuat program Kota Masa Depan (Kolaborasi Nyata Masa Depan) di Solo dengan membuka konsep cloud kitchen yaitu pusat kuliner berbasis teknologi digital dengan nama Grab Kitchen di Pasar Gede Solo.
Menurut Gibran, peluncuran pusat kuliner berbasis digital di akhir tahun ini momen yang baik sekali seiring capaian vaksinasi sudah tinggi dan angka Covid-19 sudah menurun drastis. Bahkan Gibran menyebutnya sebagai momen untuk kebangkitan UMKM di kota Solo dengan harapan UMKM di kota Solo bisa bangkit lagi dan naik kelas.
"Pengembangannya (pasar tradisional) ke depan, ya semoga ini bisa diikuti semua pasar untuk ke depannya. Kita fokusnya ke transaksi digital. Ini pasti ada multiplyer efeknya, semua pasti kecipratan. Justru malah lebih meramaikan (pasar tradisional)," papar Gibran.
Adapun upaya-upaya Pemkot untuk Solo menuju Smart City, lanjut Gibran, misalnya sering mengadakan acara di pasar tradisional dan transaksi belanja menggunakan pembayaran secara cashless. Sehingga kota Solo mencetak rekor MURI sebagai transaksi digital terbanyak di pasar tradisional saat Solo Great Sale.
"Jadi ini memang ini salah satu komitmen juga dari pemerintah kota Solo untuk mendigitalisasi para pedagang kita. Dan Grab sudah membantu UMKM kita untuk onboarding lalu diakselerasi lagi, mengikuti inkubasi juga. Jadi ini luar biasa sekali," ungkap Gibran.
Adapun pemilihan lokasi pusat kuliner berbasis digital dengan teknologi cloud kitchen di Pasar Gede, menurut Gibran akan berdampak positif ke depan dari segi trafik.
"Pasar Gede kan sudah sangat terkenal sekali ya, kalau ditambah pusat-pusat kuliner lagi bisa semakin ramai dan bisa hidup di malam hari," harap Gibran.
Sementara itu, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan peluncuran pusat kuliner berbasis digital disertai 400 kendaraan listrik di Solo pada Kamis (23/12) ini menjadi bukti sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Sebagai hasil diskusi, inisiatif-inisiatif kerjasama yang strategis dan eksekusi yang baik sehingga bisa menghasilkan inovasi dan manfaat buat masyarakat.
"Ini hasil diskusi kami dengan Mas Wali bagaimana pemberdayaan UMKM melalui teknologi terutama di pasar-pasar tradisional. Melalui Grab Kitchen yang dibuat khusus untuk kuliner dengan berbasis data. Ini berhasil mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat sehingga kepuasan masyarakat kota Solo bisa meningkat dengan cloud kitchen atau pawon digital dari Grab Kitchen di Pasar Gede," beber Ridzki.
Sedangkan Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi menambahkan melalui program ini pihaknya memberi kesempatan UMKM Solo agar bisa menjangkau pasar lebih luas dibandingkan di tempat awal mereka.
"Tempat ini sangat strategis bagi UMKM untuk mengembangan sayapnya. Kami berencana mengembangkan konsep cloud kitchen di Indonesia dengan harapan makin banyak UMKM yang terdigitalisasi. Kami sadar bahwa UMKM menjadi urat nadi dari perekonomian. Bagaimana UMKM di Solo menjadi lebih hebat dan bisa bersaing di kancah internasional," terang Neneng. (rum)
(zend)