Hard News

10 Tahun Lagi, Solo Impor Sampah dari Tetangga?

Jateng & DIY

19 Mei 2022 21:31 WIB

Gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Mei 2022. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo memprediksi bakal meningkatnya kebutuhan sampah Kota Solo sepuluh tahunan mendatang. Hal ini menyusul dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo yang diperkirakan akan beroperasi tahun depan.

PLTSa akan memerlukan 450 hingga 550 ton sampah per hari serta akan mengeruk dan menghabiskan sampah-sampah yang sudah menumpuk sejak TPA itu beroperasi 1987 silam. Kepala DLH Solo, Gatot Sutanto mengatakan, diperkirakan gunungan sampah akan habis dalam kurun waktu sepuluh tahun.



“Sepuluh tahun paling tidak gunungan sampah sudah habis, tahun depan [PLTSa] sudah mulai operasional, gunungan sampah sudah mulai dikurangi,” katanya, ditemui solotrust.com, Selasa (17/05/2022).

Usai gunungan sampah habis, setelahnya DLH memerkirakan Kota Solo akan mengalami defisit sampah untuk keperluan PLTSa. Adapun hingga hari ini, rata-rata TPA Putri Cempo menerima 300 ton lebih sampah per hari atau di bawah kebutuhan PLTSa sebesar 450 hingga 550 ton sampah per hari.

Data dihimpun solotrust.com, dalam tiga bulan terakhir, pada Maret TPA Putri Cempo menerima rata-rata 354 ton sampah per hari, 365 ton sampah per hari pada April, 340 ton sampah per hari hingga pertengahan Mei.

“Sampah yang masuk ke TPA itu, 300 ton per hari, itu kan ada selisih, itu nanti diambilkan sampah yang sudah menumpuk dari 1987 sampai sekarang yang sudah berbukit-bukit di sana, dikeruk, diayak, digunakan lagi,” terang.

Sementara, menurut Gatot Sutanto, pertumbuhan sampah di Kota Solo diperkirakan tak menaik drastis dalam kurun waktu tersebut. Sehingga, kemungkinan defisit sampah itu bakal dipenuhi dengan mengimpor atau meminta kiriman sampah dari wilayah lain.

Sampah dari wilayah-wilayah kota satelit Solo, seperti Kartasura, Solobaru, Colomadu, hingga Palur diperhitungkan untuk memasok sampah ke Solo sepuluhan tahun nanti. Hal itu, selain karena untuk memenuhi stok, juga mengefisiensi pengiriman sampah, di mana wilayah kota satelit itu secara geografis lebih dekat dengan Kota Solo.

Tak menutup kemungkinan, Solo juga mampu menampung sampah dari wilayah lain seperti Yogyakarta jika kemungkinan tersebut terjadi.

“Waktu perhitungan, diperkirakan sekitar sepuluh tahun, tetapi kita harus spelling (memerkirakan-red) jangan sampai sampah sepuluh tahun habis, kita baru cari [sampah]. Kemudian pertumbuhan sampah kelihatannya juga agak sedikit,” jelas Gatot Sutanto.

“Kita persiapkan sampah dari wilayah sekitar, seperti Colomadu (Karanganyar), Palur (Karanganyar), Solobaru (Sukoharjo), dan Kartasura (Sukoharjo), itu kalau dibuang di wilayahnya sendiri jauh, beberapa malah melewati Kota Solo. Atau malah Yogyakarta misalnya, karena jalur KA (kereta api) sudah baik, distribusinya nggak mengganggu kepadatan lalu lintas, tetapi kita lihat sepuluh tahun ke depan,” tukasnya.

Sementara itu, dihimpun dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR), PLTSa Putri Cempo akan membutuhkan sebanyak 540 ton sampah per hari untuk kemudian dikonversi menjadi listrik dengan kapasitas output 5 MW. Proyek sedang dalam masa pembangunan ini dipegang PT Solo Citra Metro Plasma Power (PT SCMPP). (dks)

(and_)

Berita Terkait

PJBL Sudah Turun, PLTSa Putri Cempo Segera Digarap

Pemkot Upayakan PLTSa Putri Cempo Tanpa Tipping Fee, Rudy Siap Paparan ke Pusat

Akhirnya PLN Tandatangani PJBL 5MW PLTSa Putri Cempo, Pembangunan Dimulai

Masa Persiapan Diperpanjang, PLTSa Putri Cempo Diprediksi Selesai 2020

Kebakaran Sampah Tak Ganggu Proyek PLTSa di Putri Cempo

Pemda Harus Alokasikan Anggaran Tipping Fee PLTSa Putri Cempo

PJBL Sudah Turun, PLTSa Putri Cempo Segera Digarap

KLHK Peringatkan Kepala Daerah Benahi TPA, HAKLI: Harap Jadi Perhatian Serius!

Mbak Ita Putuskan Berkantor Sementara di TPA Jatibarang

Gangguan Asap Dampak Kebakaran TPA Jatibarang, Wali Kota Semarang Minta Maaf

Mbak Ita Kerahkan Seluruh Armada Pemadam Tangani Kebakaran TPA Jatibarang

Mbak Ita Minta Inject Ulang setelah Titik Api Muncul di TPA Jatibarang

Mbak Ita Pimpin Langsung Pemadaman TPA Jatibarang

Hari Keempat Kebakaran, Api TPA Putri Cempo Dipadamkan Lewat Udara

Helikopter Water Bombing dari Bromo Bantu Padamkan Api TPA Putri Cempo

TPA Putri Cempo Kebakaran, Unit Pemadam dari Jateng dan DIY Dikerahkan

Waduh! Jelang Iduladha, 200-an Sapi Masih Berkeliaran di TPU Putri Cempo

Kisah Pemungut Sampah Putri Cempo: Cari Pakan Babi hingga Kumpulkan Bungkus Makanan

2021, Proyek PLTSa Putri Cempo Dilanjutkan

Boyolali Tambah Satu Ponpes di Desa Metuk Mojosongo, Tampung Santri SD hingga SMA

Andalkan Pelayanan Cepat, Bakso Idola Jadi Buruan Pecinta Kuliner

Tingkatkan Ketahanan Pangan, Koramil 04/Jebres Bersama Linmas Mojosongo Tanam Bibit Pohon Sukun

Taman Jaya Wijaya Mojosongo, Rekomendasi Wisata Syahdu nan Asri di Kampung Jokowi

Bapenda Solo Gelar Sosialisasi serta Pelatihan Petugas Pendataan Update Data Bumi dan Bangunan

Lestarikan Kebudayaan Jawa, Kelurahan Mojosongo Gelar Merti Desa

Favehotel Solo Ajak Karyawan Tampil Percaya Diri di Hari Kartini

Rencana Penyelenggaraan Pasar Malam di Alkid Tuai Polemik, Pemkot Solo Diminta Turun Tangan

Ulang Tahun ke-7, HARRIS Hotel Solo Tawarkan Hadiah Menginap & Merchandise Eksklusif

UMKM Lokal Unjuk Kreativitas, Produk Unik Diburu Pengunjung

3 Transportasi Umum Nyaman yang Bisa Kamu Gunakan saat Berwisata di Solo

Pemkab Boyolali Bersama BBWSBS Tinjau Lokasi Banjir di Ngemplak

Berita Lainnya