BOYOLALI, solotrust.com - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-175 Kabupaten Boyolali tahun ini digelar dengan sejumlah pentas seni serta pertandingan olahraga setelah sempat vakum dua tahun karena pandemi Covid-19.
Sebelum dilakukan pentas seni wayang kulit oleh tiga dalang cilik, Bupati Boyolali M Said Hidayat membagikan wayang kepada sejumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan dilontarkan bupati.
Kepala Disporapar Boyolali, Supana mengatakan, HUT Boyolali tahun ini akan digelar berbagai kegiatan, yakni tenis lapangan, bulutangkis, gerak jalan antarpelajar dan antarinstansi 5 km di kompleks perkantoran pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, dan lari 7 km dengan peserta umum. Lari ini dibagi dalam dua kategori, yakni kelompok umum dan kelompok pelajar.
“Rangkaian kegiatan dimulai dengan olahraga tenis lapangan pada Sabtu (11/06/2022) di lapangan Ponco Budoyo. Wayang kulit juga Hari Sabtu di Pendopo Gede menampilkan tiga dalang cilik,” ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (12/06/2022).
Sementara kesenian wayang kulit menampilkan tiga dalang cilik dari SD Immanuel, SD Kanisus, dan SDN 5 Boyolali.
“Ketiga dalang cilik ini berasal dari Boyolali,” sebut Supana.
Adapun pada malam harinya diselenggarakan kesenian wayang kulit menampilkan empat dalang remaja asal Boyolali.
“Keempat dalang remaja itu saat ini masih belajar di ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta. Empat dalang tersebut semua asli Boyolali dan itu kader-kader kita dan sebagai penerus seni di Boyolali,” jelas Supana.
Seni budaya ditampilkan anak-anak serta remaja asal Boyolali, tidak lain untuk memberikan ruang kepada generasi penerus, terutama pecinta seni wayang.
“Ini memberi ruang kepada mereka agar bisa berekspresi sebab mereka adalah kader seni di Boyolali. Pentas tersebut atas perintah dari Pak Bupati agar memberikan kesempatan yang sama terhadap para seniman,” terang dia.
Selain itu, pentas seni wayang kulit juga menghadirkan perwakilan para siswa sekolah dasar (SD) di Boyolali. Hal itu bertujuan agar para siswa tergugah serta termotivasi.
“Ini seni budaya adiluhung yang harus kita lestarikan. Menghadirkan para siswa agar mereka mencintai seni wayang kulit,” kata Supana.
Pentas seni wayang kulit tingkat SD mengambil lakon Wahyu Makutoromo, sedangkan malam harinya mengambil cerita Babat Boyolali.
“Boyolali memiliki banyak sejarah. Lahirnya Boyolali mengisahkan Ki Ageng Pandanaran. Lakon tersebut dimainkan oleh dalang remaja,” pungkasnya. (jaka)
(and_)