KARANGANYAR, solotrust.com - Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) bersama Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP) serta stakeholder terkait mengajak para pelaku usaha batik di kawasan kampung purba untuk mendongkrak rantai nilai perekonomian nasional. Salah satu caranya melalui pelatihan pelaku usaha.
Adapun pelatihan ini dibagi menjadi pelatihan desain motif batik, pelatihan produksi purwarupa, pelatihan bisnis dan pemasaran serta pelatihan transformasi digital. Pesertanya 15 pelaku usaha fesyen yang mengungulkan batik tulis maupun eco printing di sekitar kawasan kampung purba Dayu, Karanganyar dan Sangiran, Sragen. Pelatihan ini digelar di museum purba Dayu Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.
Pamong Budaya Ahli Muda BPSMP, Marlia Yulianti Rosyidah, mengatakan kegiatan ini mendukung misi edukasi situs Sangiran, termasuk potensi budaya tak benda berupa batik.
"Semoga menjadi langkah strategis membangkitkan potensi yang ada," ujarnya.
Plh Direktur Utama BPOB, Bisma Jatmika, menyampaikan pihaknya terus-menerus mendampingi pemulihan pariwisata pascapandemi Covid-19. Potensi wisata di Jawa Tengah-Yogyakarta memiliki kans unggulan yang tak bisa direplikasi tempat lain.
"Di kawasan Sangiran merupakan alternatif dekonsentrasi wisata. Di sini punya sejarah, budaya, dan alam. Ini potensi yang akan diangkat," paparnya.
Pelatihan untuk pelaku usaha ini akan berlangsung selama empat bulan yang dimulai survei potensi identifikasi batik. Kegiatan akan dipantau secara terus-menerus dan dilakukan pengukuran dampak ekonomi ke depannya.
Pihaknya meyakini dalam pendampingannya bakal bermunculan motif-motif baru tenun dan batik.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Karanganyar, Timotius Suryadi berharap pelaku usaha fesyen batik kawasan kampung purba dapat meraup margin lebih baik dengan model penjualan, produksi, dan teknologi hasil pelatihan.
"Semula produk dijual broker, kini bisa dijual mandiri dengan penguasaan pasar lebih baik," katanya. (joe)
(and_)