SOLO, solotrust.com – Para Atlet cabang olahraga (Cabor) Blind Judo Indonesia, Agung Gondolimo berhasil menundukkan atlet Filipina, Gener R Rapadila hanya dalam kurun 2 detik di nomor Men Individual J2 (73 kg).
Agung mengaku mencuri kesempatan saat lawannya lengah.
"Karena dia mau ngambil saya, jadi saya counter dengan 'ko uchi gari (teknik jegal depan) namanya. Jadi langsung saya kunci, saya counter, saya jatuhkan. Karena dia kehilangan keseimbangan, jadi singkat permainannya," papar Agung.
Baru pertama kali, ia tak mengira mampu melumpuhkan lawan dalam waktu sesingkat itu. Agung mengaku belajar dari kekalahannya pada laga sebelumnya dengan sesama pejudo Indonesia, Sahrul Sulaiman.
Atas capaiannya, Agung diganjar medali perak. Torehan itu melebihi target awal, yakni medali perunggu.
"Target awalnya saya sebenarnya cuman perunggu, tapi karena teman-teman kami sudah ada di emas dan ada yg di perak, jadinya saya dimotivasi oleh ketua saya untuk supaya apapun yang terjadi kamu harus berjuang," lanjutnya.
Sementara medali perak juga diraih pejudo rangking 11 dunia, Junedi yang tampil di nomor Men Individual J1 (60 Kg).
Tiga medali emas berhasil ditoreh Sahrul Sulaiman berhasil meraih emas di nomor Men Individual J2 (73 kg), Bayu Pangestu Aji di nomor Men Individual J2 (60 kg) dan Rafli Ahnaf Shidiqirafli di nomor Men Individual J1 (73 Kg).
Pelatih Blind Judo kontingen Indonesia, Lee Young mengaku puas meraih 8 medali. Menurutnya perkembangan fisik, mental dan teknik bertanding anak asuhnya cukup meningkat.
Selanjutnya para atlet akan disiapkan untuk bertanding di Paralympic Paris 2024.
“Semua peraih medali emas ditargetkan tampil di Paralympic Paris (2024),” ungkap Lee Yong.
Kontingen Blind Judo Indonesia menerjunkan 18 atlet putra-putri, terbanyak di antara kontingen negara lain. Kontingen Thailand hanya menerjunkan 4 atlet, sementara Filipina dan Vietnam masing-masing 5 atlet, dan Vietnam 4 atlet. (riz)
(zend)