Solotrust.com - Solo tidak hanya terkenal dengan kuliner dan budaya tradisionalnya yang kental saja. Kota ini juga memiliki sejuta keindahan lainnya.

Salah satunya adalah dari sisi agama. Banyak masjid di Solo memiliki desain cantik dengan keunikan sejarah dan budaya, serta arsitektur mengagumkan.

Jadi, selain keindahan dan keunikan masjid, kamu juga bisa mengenal sejarah dan budaya masjid. Berikut lima masjid di Kota Solo dengan arsitektur indah dan nilai sejarah tinggi, dirangkum dari berbagai sumber:  

1. Masjid Agung Surakarta

Masjid bersejarah dan terindah di Kota Solo salah satunya adalah Masjid Agung Surakarta. Sunan Pakubuwono menjadi sosok di balik pembangunan masjid megah ini.

Pembangunan dimulai pada 1763 dan berakhir pada 1768. Sejarah berdirinya Masjid Agung Surakarta dapat dilihat pada prasasti di dinding luar.

Pada awal era sebelum kemerdekaan, Masjid Agung Surakarta berfungsi sebagai tempat penyebaran agama Islam. Masjid berlokasi di Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo ini juga kerap digunakan untuk acara keagamaan warga keraton, mulai dari Sekaten Maulid Nabi hingga Grebeg.

2. Masjid Sheikh Zayed Solo

Kota Solo belakangan tampil dengan ikon baru, yakni Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid megah dan mewah ini merupakan hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab, Sheikh Muhammad Zayed Al Nahyan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Masjid Raya Sheikh Zayed memiliki bentuk sangat menyolok khas Timur Tengah. Struktur bangunannya disebut sebagai model miniatur dari Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi.

Masjid berlokasi di Jalan A Yani, Gilingan, Banjarsari, Solo ini baru saja diresmikan Presiden Jokowi dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ). Masjid Raya Sheikh Zayed dibangun di atas tanah seluas 3,6 hektare dan disebut yang terbesar di wilayah Soloraya.

Tampilan masjid ini juga begitu indah dengan corak arsitektur Islam modern. Masjid Raya Sheikh Zayed dapat menampung 10 ribu jemaah. Di dalamnya terdiri atas bangunan masjid, ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi, dan basement digunakan untuk tempat wudu.

3. Masjid Darussalam

Masjid Darussalam berlokasi di Jalan Gatot Subroto Jayengan 161, Kecamatan Serengan, Solo. Masjid ini merupakan bagian dari jejak Banjari yang tinggal di Solo.

Dibangun dengan gaya arsitektur Jawa-Sumatra dan didirikan masyarakat perantauan pada abad ke-20, bangunan Masjid Darussalam sekarang sudah berbeda dengan arsitektur aslinya dulu. Awalnya, masjid ini dibangun dengan material anyaman bambu.

Seiring perkembangan zaman, pada 1965 dilakukan renovasi atas saran salah seorang tokoh masyarakat setempat. Pembangunan Masjid Darussalam tak lepas dari peran para pendatang Banjar yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang emas dan intan.

Alhasil, selain menjadi pusat ibadah, kawasan di sekitar masjid juga menjadi sentra perdagangan emas dan intan terbesar di Kota Solo. Masjid Darussalam juga cukup populer dengan Bubur Banjarnya. Ya, setiap Ramadan tiba, masyarakat Banjar yang tinggal di sekitar masjid menyiapkan bubur Banjar untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar.

 4. Masjid Fatimah

Masjid Fatimahberada di zona komersial Kota Solo, yakni sekitar kawasan Singosaren, Pasar Kliwon. Masjid ini dibangun dengan konsep modern. Bangunan masjid terdiri dua lantai di mana bangunan utama berada di lantai dua, sedangkan lantai satu biasanya digunakan untuk acara kemasyarakatan seperti pesta pernikahan.

Masjid Fatimahsangat nyaman karena full AC dan dilengkapi lift. Masjid Fatimah dibangun oleh Yayasan Danar Hadi Solo, pemilik merek batik terkenal Danar Hadi.

Selain cocok untuk beribadah, Masjid Fatimah juga dikenal sebagai tempat pernikahan. Masjid ini kerap digunakan masyarakat Kota Bengawan yang ingin menyelenggarakan walimahan dengan konsep private dan Islami. Saking terkenalnya sebagai wedding venue, warga Solo yang ingin menyewa gedung ini harus mengantre lama, lebih dari lima bulan.

Masjid Fatimahterlihat semakin unik karena di dalamnya terdapat Alquran seberat 200 kg yang ditulis dengan tinta emas. Ada pula bedug dan pembatas ruangan besar dengan ukiran huruf Arab berwarna emas.

5. Masjid Agung Baiturrahman Sukoharjo

Salah satu tempat wisata religi di Sukoharjo dan menjadi ikon kabupaten setempat adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid megah ini selesai dibangun pada Desember 2017 di mana pembangunannya menyerap dana begitu fantastis, yakni sekira Rp33 miliar.

Masjid Raya Baiturrahman Sukoharjo memiliki enam menara. Adapun empat di antaranya merupakan menara besar dan tinggi terletak di antara bangunan utama masjid. Di depan masjid terdapat dua menara utama lainnya dengan tinggi 30 meter.

Sementara kubah Masjid Raya Baiturrahman Sukoharjo didominasi warna hijau, sehingga sangat terlihat dari kejauhan dan menarik perhatian. Masjid ini mampu menampung 4000 jemaah.

Masjid Raya Baiturrahman Sukoharjo juga dilengkapi berbagai prasarana atau layanan publik, seperti perpustakaan, ruang penumpang, dan lift. Masjid ini berada di lokasi sangat strategis, yakni Jalan Brigjen Slamet Riyadi Sukoharjo atau Jalan Solo-Wonogiri.

Masjid Raya Baiturrahman Sukoharjo bisa dibilang cukup Instagrammable dan ikonik. Karenanya, tak heran jika tempat ibadah ini banyak diabadikan sebagai latar foto para jemaah dan traveler. (Tria Oktafiana)

(and_)