Hard News

Fenomena Kemarau di Waduk Gajah Mungkur, Muncul Makam Kuno hingga Padang Rumput

Jateng & DIY

12 September 2023 18:01 WIB

Objek wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri (Foto: Dok. solotrust.com)

WONOGIRI, solotrust.com -  Musim kemarau membuat banyak aliran sungai mengering, tak terkecuali Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Debit air waduk ini terlihat menyusut sejak Agustus lalu dan semakin mengering pada September ini.

Gajah Mungkur tercatat sebagai waduk terbesar di Indonesia ini diketahui telah beroperasi sejak 1982 silam untuk membendung aliran Sungai Bengawan Solo. Mengeringnya Waduk Gajah Mungkur memunculkan beberapa fenomena yang hanya dapat dilihat saat musim kemarau tiba.



Apa saja itu, berikut ulasannya, dirangkum dari berbagai sumber.

1. Munculnya makam kuno

Saat musim kemarau terlihat puing-puing nisan makam kuno di pesisir sungai yang masuk wilayah Kecamatan Wuryantoro. Beberapa nisan terlihat bertuliskan tahun 1977 dan 1957, ada pula bertuliskan aksara Jawa.

Diketahui, tempat ini dulunya merupakan daerah pemukiman dan area pemakaman yang ikut tergenang saat pembangunan proyek Waduk Gajah Mungkur (WGM).

2. Munculnya padang rumput

Aliran air Waduk Gajah Mungkur yang mengering memunculkan fenomena alam berupa padang rumput di wilayah Kecamatan Eromoko. Alhasil, tempat ini menjadi objek wisata dadakan. Tak sedikit warga datang ke tempat ini untuk sekadar menghabiskan waktu melihat senja atau matahari terbenam.

Selain dua fenomena itu, kamu juga akan mendapati jejak-jejak kehidupan dari lahan bekas desa di Waduk Gajah Mungkur saat kondisinya mengering. Di beberapa titik terlihat bagian dasarnya, seperti puing pondasi, sumur, jalan beraspal, dan jembatan kereta api.

Sebagai sarana irigasi mengairi lahan di sekitarnya, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, dan Sragen, Waduk Gajah Mungkur juga menjadi ikon wisata favorit Kabupaten Wonogiri.

Saat ini kawasan Waduk Gajah Mungkur tengah dilakukan pembangunan dan penataan oleh Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Derektorat Jenderal Cipta Karya. Kegiatan ini ditargetkan rampung pada Desember 2023. (Kholidah Kurniasari)

*) Berbagai Sumber

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya