BOYOLALI, solotrust.com - Para petani di Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali terpaksa harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah setiap dua pekan guna mengairi tanaman di sawahnya, imbas kemarau panjang. Pasalnya, apabila tidak diairi tanaman jagung akan mengalami gagal panen.
Salah satu petani, Ngadi, mengatakan memasuki musim kemarau tahun ini, dirinya harus memakai pompa atau diesel air.
"Kalau nggak begini jagungnya bisa mengering,” katanya, saat ditemui solotrust.com di sawahnya Desa Manggis, Senin (02/10/2023).
Disebutkan, setiap patok atau satu garapan menghabiskan bahan bakar sebanyak sepuluh liter, bahkan lebih. Jika hanya mengandalkan giliran air, tanaman jagung bisa mengering.
“Ini dua minggu sekali saya nyedot air pakai pompa air. Kalau nunggu giliran keburu jagungnya mengering. Sepatok ini mengabiskan sepuluh liter, terkadang bisa lebih,” urai Ngadi.
Sementara, petani lainnya, Wahyudi mengaku setiap memasuki musim kemarau para petani di Desa Manggis sudah terbiasa mengupayakan diesel pompa air untuk mengairi tanaman.
“Kalau nggak begini gimana lagi, mau nggak mau ya pakai pompa air. Kalau nggak, jagungnya mengering. Ini aja sebagian ada yang mengering,” kata dia.
Para petani di Mojosongo, Boyolali berharap musim hujan segera tiba sehingga mereka tidak banyak mengeluarkan uang untuk mengairi tanaman.
“Inginnya segera hujan, kalau ada hujan nggak terlalu banyak pengeluaran untuk menyedot air pakai pompa air,” harapnya. (jaka)
(and_)