BOYOLALI, solotrust.com - Puluhan ton ikan air tawar jenis nila merah siap panen dibudidayakan di keramba mati mendadak di Waduk Cengklik Boyolali. Kematian puluhan ton ikan disebabkan cuaca ekstrem melanda Boyolali pada awal Maret 2024. Akibatnya, para pemilik ikan keramba mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Ribuan ikan air tawar jenis nila mati mendadak kemudian diambil dari keramba untuk dipindahkan. Hal ini dilakukan agar tidak semakin mencemari air Waduk Cengklik yang mengakibatkan kematian ikan lebih banyak lagi.
Salah satu pembudidaya ikan di Waduk Cengklik, Wuning mengatakan peristiwa matinya ribuan ikan disebabkan cuaca ekstrem melanda dalam beberapa hari terakhir. Ia merinci mulai Sabtu (09/03/2024) kemarin cuaca cukup buruk, tidak ada sinar matahari, bahkan hujan deras terus mengguyur.
“Cuaca pada Maret ini sangat ekstrem hingga mengakibatkan ribuan ikan mati mendadak,” ungkapnya, Selasa (12/03/2024).
Disebutkan, pada Minggu (10/03/2024) pagi kondisi ikan banyak yang mulai loncat karena kekurangan oksigen. Saat itu ikan juga sudah tampak banyak yang mati.
"Kematian ikan ini masih berlanjut pada Senin kemarin. Saat itu ikan lebih banyak lagi yang mati lalu diambil untuk dipindahkan agar tidak mencemari air waduk,” kata Wuning.
Ribuan ikan ini sedianya merupakan stok selama Ramdan dan Lebaran 2024. Akibat fenomena upweling, ia mengaku mengalami kerugian mencapai Rp70 juta lebih.
Para pembudidaya ikan Waduk Cengklik saat ini hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah memberikan bantuan. Paling tidak membantu pakan maupun bibit ikan agar dapat kembali melanjutkan budidaya ikan tawar jenis nila merah. (jaka)
(and_)