SEMARANG, solotrust.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengikuti Upacara Yudisium ke-174 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP UNDIP), Rabu (24/04/2024). Mbak Ita sapaan akrabnya datang bersama sang suami, Alwin Basri.
Ada ratusan mahasiswa mengikuti kegiatan yudisium ini. Mbak Ita sebagai lulusan terbaik di Program Studi Doktor Adminitrasi Publik diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan.
Dalam kesempatan itu, ia berharap para wisudawan nantinya bisa memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat setelah lulus dari perkuliahan. Selain itu dirinya juga meminta agar setiap wisudawan bisa menjadi teladan bagi sesama mahasiswa.
“Ini merupakan contoh bagaimana anak-anak kita, generasi muda kita, belajar ini bukan menjadi satu halangan kalau sudah mempunyai aktivitas di tempat lain,” ujar Mbak Ita.
Lebih lanjut, ia sendiri mengakui selama menempuh studi doktoral selama tiga tahun sembilan hari, banyak tantangan dihadapi. Apalagi, Mbak Ita juga harus berperan sebagai wali kota, ibu rumah tangga, dan seorang mahasiswi.
Ia justru merasa bangga ketika bisa menempuh pendidikan di tengah kesibukan karier dan keluarga. Menurut Mbak Ita, dia semakin terpacu untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya dengan meraih prestasi.
“Satu bagian dinamika di mana bisa membagi waktu untuk kerja rumah dan kuliah. Mungkin bagi orang akhirnya tidak ada tempat untuk sekadar senang-senang karena memang waktu ini sudah betul-betul (habis-red) untuk kerja, studi, dan tanggung jawab di rumah," kata Mbak Ita.
"Tentu ini merupkan tantangan, makanya saya ingin cepat selesai. Kalau sekarang sudah selesai yudisium, besok wisuda universitas, saat ini sudah lega. Ini merupakan satu tantangan untuk meraih prestasi ke depan,” lanjutnya.
Di lain sisi, terkait disertasi masih sesuai dengan S-2, yakni berkaitan dengan perkembangan Kota Lama Semarang. Dalam penelitian yang dilakukan, Mbak Ita mendorong agar pembangunan dan penataan di Kota Lama Semarang selalu sinergi dan kolaboratif antarstakeholder dengan konsep bergerak bersama.
“Satu tuntunan, satu buku panduan sebagai acuan untuk istilahnya bagaimana kolaborasi semua stakeholder. Semoga dengan disertasi ini semua stakeholder yang ada di Kota Lama khusus Kota Semarang, bisa bersama mewujudkan menjadi world heritage,” tutup dia. (fjr)
(and_)