Solotrust.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) dihapuskan.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Anindito, mengatakan peniadaan jurusan di SMA dimaksud merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan secara bertahap sejak 2021.
Peniadaan jurusan ini diharapkan dapat menghilangkan ketimpangan atau diskriminasi selama ini terjadi terhadap siswa jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru. Pada Kurikulum Merdeka, siswa memiliki kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai tujuan karier mereka di masa depan. Misalnya, seorang siswa bercita-cita menjadi dokter dapat memilih mata pelajaran Biologi atau Kimia tanpa harus mengambil Matematika Lanjut yang mungkin tidak relevan dengan tujuannya.
Kebijakan ini tentu juga menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Beberapa pihak khawatir peniadaan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan menyebabkan kebingungan di kalangan siswa dalam menentukan jalur studi mereka.
Ada kekhawatiran tanpa struktur jelas, siswa mungkin tidak mendapatkan panduan tepat dalam memilih mata pelajaran relevan dengan minat dan karier masa depan mereka. Ada pula yang berpendapat hal itu bagus karena anak mempunyai kebebasan minat.
"Semakin dibuat nggak jelas arah pendidikan generasi bangsa kita, menteri online yang anggap pendidikan formal nggak penting ya begini jadinya," ungkap akun @yan*** dalam platform X.
"Entah ini beritanya valid nggak? Kalau valid bener-bener aneh, enak bener ngacak-ngacaknya sekalian aja hapus sekolah jadi biar anak-anak nggak pada sekolah lagi, itu kan yang pemerintah mau? Mau generasi cemas, bukan generasi emas," sindir akun @dims*** di platform X
"Bukannya bagus ya? Kurikulum Merdeka, ada mapel pilihan terserah minat muridnya. Soalnya untuk daftar prodi kuliah juga udah bebas aja kemarin, atau mungkin udah dari tahun lalu. Misalnya anak IPA mau kuliah hukum silakan, ujiannya sama," ujar akun @lik*** dalam platform X.
Penghapusan jurusan ini merupakan salah satu langkah strategis dalam transformasi sistem pendidikan Indonesia, diharapkan dapat menghasilkan dampak positif jangka panjang bagi perkembangan pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. Kendati terdapat pro dan kontra, pemerintah tetap optimistis perubahan ini, dengan pendampingan dan sosialisasi tepat akan membawa manfaat jangka panjang bagi pendidikan di Indonesia. (Rosa Indria)
(and_)