Serba serbi

Sugar Rush Memengaruhi Perilaku, Mitos atau Fakta?

Serba serbi

29 Juli 2024 13:03 WIB

Ilustrasi (Foto: Pexels/Andres Ayrton)

Solotrust.com - Pernahkah kamu merasa tiba-tiba sangat berenergi setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis? Fenomena ini sering disebut sebagai "sugar rush" dan kerap dikaitkan dengan hiperaktivitas, terutama pada anak-anak. 
 
Pertanyaannya, apakah sugar rush benar-benar ada dan menyebabkan perubahan perilaku signifikan?
 
Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya gula adalah penyebab utama hiperaktivitas. Penelitian ilmiah lebih mendalam justru menunjukkan hubungan antara konsumsi gula dan perilaku hiperaktif jauh lebih kompleks dan tidak sesederhana itu.
 
Ketika mengonsumsi gula, tubuh akan melepaskan insulin untuk membantu mengubah gula menjadi energi. Lonjakan gula darah yang cepat ini memang dapat memberikan sensasi energi tiba-tiba. 
 
Efek ini bersifat sementara. Setelah kadar gula darah menurun, tubuh akan mengalami penurunan energi dan bahkan bisa merasa lelah.
 
Hal ini terjadi dikarenakan sering kali kita memiliki ekspektasi makanan manis akan membuat penikmatnya merasa lebih berenergi. Ekspektasi ini sendiri dapat memengaruhi persepsi kita terhadap tingkat energi.
 
Selain itu, perubahan perilaku sering dikaitkan dengan sugar rush, seperti hiperaktivitas, lebih mungkin disebabkan faktor lain, seperti kurang tidur, kurang gizi, atau kondisi medis tertentu.
 
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara konsumsi gula dan perilaku hiperaktif. Hasilnya menunjukkan tidak ada bukti kuat mendukung klaim gula secara langsung menyebabkan hiperaktivitas.
 
Sebuah studi meta-analisis menggabungkan hasil dari banyak penelitian tidak menemukan hubungan konsisten antara konsumsi gula dan peningkatan perilaku hiperaktif pada anak-anak.
 
Beberapa studi juga menggunakan desain placebo-controlled untuk membandingkan efek konsumsi gula dengan konsumsi pemanis buatan. Hasilnya menunjukkan baik gula maupun pemanis buatan tidak memberikan efek signifikan pada perilaku anak-anak.
 
Kendati sugar rush mungkin hanyalah mitos, konsumsi gula berlebihan tetap memiliki dampak negatif bagi kesehatan, seperti:
 
1. Kenaikan berat badan. Gula tambahan mengandung kalori kosong dapat menyebabkan penumpukan lemak.
2. Risiko diabetes. Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes
3. Masalah gigi. Gula adalah makanan favorit bakteri penyebab gigi berlubang.
4. Perubahan suasana hati. Fluktuasi gula darah yang drastis dapat memengaruhi suasana hati.
 
Ide tentang sugar rush menyebabkan hiperaktivitas lebih merupakan mitos daripada fakta. Meskipun gula dapat memberikan energi secara singkat, tak ada bukti kuat menunjukkan gula adalah penyebab utama perubahan perilaku signifikan. Lebih penting fokus pada pola makan sehat secara keseluruhan, termasuk membatasi konsumsi gula tambahan untuk menjaga kesehatan tubuh. (Leila Nur Ika Wati)

(and_)