SEMARANG, solotrust.com – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong para pengelola media sosial (Medsos) pemerintah atau Satgas Media Sosial untuk lebih adaptif, kreatif, dan juga berdaya saing. Hal ini penting dalam rangka menumbuhkan citra positif pemerintah kepada masyarakat melalui media sosial.
Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komdigi melalui Ketua Tim Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Daerah Kementerian Komunikasi dan Digital, Agus Tri Yuwono, menyampaikan saat ini media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Berdasarkan data per Januari 2025, lebih dari 5,2 miliar penduduk dunia merupakan pengguna aktif media sosial. Sementara di Indonesia sendiri ada 139 juta pengguna aktif media sosial atau hampir dari separuh populasi telah menggunakan medsos sebagai sarana utama untuk mencari informasi dan bersosialisasi.
“Artinya setiap langkah komunikasi pemerintah tidak lagi cukup melalui media tradisional, media sosial menjadi frontline dalam menyampaikan informasi kebijakan, membangun narasi kebangsaan serta memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi negara,” jelasnya, saat memberikan sambutan dan membuka acara ‘Bimtek Satgas Media Sosial: Bangun Citra Positif Pemerintah Melalui Media Sosial’ di Aula Kartini Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Kamis (15/05/2025).
Membangun citra positif pemerintah di era media sosial bukanlah hal mudah. Karenanya, lanjut Agus Tri Yuwono, pemerintah harus mampu hadir secara relevan, responsif, dan profesional. Untuk itu, Satgas Media Sosial perlu menghadirkan konten-konten menarik, akurat, dan kekinian guna mendorong partisipasi masyarakat.
“Harapannya (Satgas Media Sosial) bisa menyusun strategi komunikasi digital efektif, membangun narasi kebijakan yang positif dan humanis, bisa mengolah krisis informasi dengan cepat dan tepat (adaptif terhadap kebijakan atau kondisi yang sedang berlangsung), serta menyampaikan kebijakan dalam bentuk konten kreatif dan berdaya saing,” ujarnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah (Diskominfo Jateng) melalui Kepala Bidang E-Government Diskominfo Jateng, Iswahyudi dalam kesempatan yang sama menyampaikan pihaknya mendorong pengelola media sosial (Satgas Media Sosial) dan humas pemerintah untuk memahami bahwa apa yang dikerjakan saat ini merupakan pekerjaan besar dan berdampak luas bagi masyarakat.
“Jangan lupa para admin media sosial juga wajib berhati-hati. Jangan sampai teledor salah ngeklik terkait website-website asusila atau judi online. Itu sangat membahayakan karena kebijakan pemerintah yang kita sampaikan bisa menjadi positif, tapi kesalahan langkah personal bisa juga menjadi citra negatif bagi pemerintah secara keseluruhan. Jadi, makanya di situ kita wajib berhati-hati,” serunya.
Di lain sisi, menurut Community Manager Kok Bisa, Florentina Dyah Ayu Kumala, potensi untuk mengembangkan konten media sosial di Indonesia masih terbuka luas. Hal ini menjadi peluang bagi Satgas Media Sosial untuk terus berkreasi.
“Di Indonesia potensi untuk mengembangkan konten yang belum dibahas masih sangat luas, masih banyak bidang yang belum dibahas,” ungkapnya saat menjadi narasumber Bimtek Satgas Media Sosial: Bangun Citra Positif Pemerintah Melalui Media Sosial.
Dyah Ayu menyarankan agar pengelola media sosial fokus ke platform medsos tertentu sesuai kebutuhan. Pasalnya, platform medsos seperti Instagram,TikTok, X (dulu Twitter), YouTube, atau pun Spotify memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
“Pengelola media sosial juga harus bisa menemukan perbedaan atau keunikan dari kontennya masing-masing karena kan ada jutaan konten di media sosial. Perlu dicatat juga bahwa konten kita bukan sekadar beda, tapi juga harus bisa membawain cerita,” tambah dia.
Sementara itu, praktisi media sosial, Rulli Nasrullah, menyatakan kreativitas membuat konten akan sia-sia apabila tanpa didukung peralatan memadai. Menurutnya, setidaknya ada tiga sarana pokok untuk menghasilkan konten berkualitas, yakni kamera, clip on atau wireless mic, dan tripod.
“Sementara dari sisi skill, pengelola media sosial kalau mau bener cara main medsos harus menggunakan content brief, content strategy, content writing, copy writing, content planning, creative writing,” tambah dia ketika memberikan paparan dalam Bimtek Satgas Media Sosial: Bangun Citra Positif Pemerintah Melalui Media Sosial.
Tak kalah penting, kata Rulli Nasrullah, Satgas Media Sosial harus bisa melakukan branding yang baik. Pasalnya, branding berkaitan dengan nilai dari konten itu sendiri.
Untuk diketahui, Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital berkomitmen untuk terus mendampingi dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia komunikasi pemerintah di seluruh Indonesia. Bimtek ini merupakan bagian dari upaya bersama, sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah untuk membangun sebuah ekosistem komunikasi pemerintah yang terpercaya, adaptif, dan inklusif.
(and_)