SOLO, solotrust.com- Kebutuhan masyarakat akan penukaran uang di momen Lebaran 2018 sudah diantisipasi oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo sejak awal bulan puasa.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Bandoe Widiarto mengatakan, berdasar estimasi kebutuhan uang periode Ramadan 2018 sebanyak Rp 5,034 trilyun.
"Angka ini meningkat 9,09 persen dibanding 2017 sebanyak Rp 4,615 triliun. Yang mendasari angka itu macam-macam. Antara lain adanya kenaikan uang kartal, kebijakan libur 12 hari, wacana kenaikan THR bagi ASN dan pensiunan, pilkada dan lain lain," paparnya saat jumpa pers di KPw BI Solo, Jumat (18/5/2018).
Menurutnya, dari jumlah Rp 5 trilyunan itu sekitar 89,06 persen atau Rp 4,48 trilyun didominasi oleh uang pecahan besar (UPB) seperti Rp 20 ribuan, Rp 50 ribuan Rp 100 ribuan. Sedangkan uang pecahan kecil (UPK) seperti Rp 10 ribuan, Rp 5 ribuan, Rp 2 ribuan hingga Rp 1 ribuan berjumlah Rp 551 milyar atau 10,94 persen.
Terkait strategi layanan penukaran uang tahun ini, BI berkoordinasi tidak hanya dengan perbankan umum, tapi juga dengan BPR, BPR Syariah dan Pegadaian.
"BPR, BPRS dan Pegadaian sebagai pilot project karena baru pertama kali. Memang tidak seluruh BPR dilibatkan, tapi kita laksanakan secara selektif untuk membantu melaksanakan penukaran uang," katanya.
Dalam proses penukaran uang tersebut, uang cacat dan uang rusak akan ditarik. Adapun jumlah lokasi penukaran meningkat jadi 111 titik dibanding tahun lalu 86 titik. Dengan rincian: 8 BPR, 2 BPR Syariah, 89 bank umum dan 2 kantor pegadaian. Layanan penukaran uang melalui mobil kas keliling juga akan digerakkan, dengan menjangkau tempat ramai, seperti terminal hingga pasar. Penukaran level retail akan dilayani bank umum, BPR, BPRS dan pegadaian. Sedangkan penukaran uang dalam skala besar ditangani BI.
(wd)