SRAGEN, solotrust.com- Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mendatangi RS darurat corona yang telah selesai dibangunnya di kompleks Sragen Technopark. Yuni bahkan memberikan briefing khusus kepada para calon paramedis yang disiapkan di rumah sakit ini. Menurut Yuni, rumah sakit darurat ini menyediakan 24 kamar yang setara fasilitas kelas I, memiliki tempat tidur, kamar mandi dalam dan tabung oksigen. Tiap kamar diperuntukkan satu pasien rawat inap.
Yuni mengatakan, pelatihan tersebut tak sama bagi 108 tenaga yang akan dipekerjakan di RS darurat corona. Mereka memiliki protap berlainan untuk menangani pasien, yakni dari medis, tenaga penunjang dan paramedis. Dari jumlah tersebut, 12 diantaranya dokter dan 48 perawat. Tenaga medis dan paramedis ini diperbantukan dari rumah sakit negeri dan swasta di Sragen.
Rawat inap di RS darurat corona diperuntukkan bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang menunggu hasil swab dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang membutuhkan penanganan ekstra. Jika kondisinya memburuk, maka akan dirujuk ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
“Kami mengumpulkan teman-teman medis yang nanti akan bertugas di sini dalam satu pekan ke depan kita akan melakukan pelatihan terlebih dahulu, baru setelah itu mereka siap untuk bertugas.” Jelas Yuni.
Sementara anggota tim Covid-19 RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, dr Lulus Budiarto mengatakan, pelatihan bagi SDM RS darurat corona untuk memberikan pemahaman seragam terkait prosedur penanganan pasien. Pelatihan ini meliputi deteksi pasien hingga perlakuan khusus bagi mereka.
“Jadi mereka dilatih untuk bisa melakukan deteksi, ada pelatihan anamnesis serta pemeriksaan fisik yang perlu dipertajam. Nanti ada warning score, dari situ bisa ditentukan masuk PDP atau ODP. Termasuk tenaga penunjang juga diberikan pelatihan karena semuanya memerlukan perlakuan khusus.” Jelasnya. (saf)
()