Hard News

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Solo Meningkat selama Pandemi, Terpengaruh Gadget

Sosial dan Politik

24 Agustus 2022 21:31 WIB

Direktur Pelaksana Yayasan Yekti Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI) Solo, Hariyati Panca Putri di Loji Gandrung. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Data Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Kota Solo (UPT PTPAS) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat mencatat kenaikan kasus kekerasan anak dan perempuan, yakni dari 56 kasus kekerasan pada 2020 naik menjadi 79 pada 2021.

Direktur Pelaksana Yayasan Yekti Angudi Piadeging Hukum Indonesia (YAPHI) Solo, Hariyati Panca Putri, menyebut kenaikan kasus kekerasan dipengaruhi multifaktor. Salah satu penentu utamanya ialah perkembangan teknologi dan tingginya penggunaan gagdet. Ditambah, situasi pandemi sejak 2020 memicu peningkatan penggunaan gadget dalam segala lini.



"Keterbukaan informasi ini begitu buka di gadget itu sangat luar biasa. Anak-anak biasanya meniru dalam proses di gadget itu, jadi dampaknya luar biasa," katanya dalam acara Nonton Film Bareng dan Diskusi Publik di Loji Gandrung, Solo, Rabu (24/08/2022).

Peran orangtua menjadi penting dalam memberi bimbingan situasi dewasa ini. Dalam kasus ini, pola orangtua juga mesti menyesuaikan.

"Dari belajar melalui gadget, maka memang kita sebagai orangtua harus belajar pola asuh di media sosial ini harus bijaksana sebagai orangtua," tutur Hariyati Panca Putri.

Diungkapkan pula, tingginya kasus itu belum termasuk dengan kasus-kasus selama ini masih mengendap alias belum dilaporkan.

"Ini belum dengan yang belum terlapor, jadi fenomenanya gunung es ya, dan masa pandemi meningkat dengan situasi keluarga yang tentu baru, ini tekananya juga luar biasa," lanjutnya.

Untuk itu, perlu dibangun suatu sistem pola asuh dari segala lini, termasuk stakeholder pemerintah. Perlu pula adanya langkah-langkah membatasi penggunaan gadget dewasa ini.

Kendati tak bisa dimungkiri, gadget tak bisa dilepaskan dari segala kebutuhan. Namun, menurutnya masih memungkinkan penggunaan gadget diminimalisasi sesuai kebutuhan pokok.

"Bagaimana pun gadget tidak bisa dibatasi dan itu juga menjadi proses kebutuhan, hanya saja sekarang melakukan penyadaran apa yang penting dan apa yang tidak penting," ujar Hariyati Panca Putri.

Pola pendidikan mesti lebih menumbuhkan kesadaran terhadap pengetahuan. Pendidikan ini, mesti dibangun dari segala lini, baik sekolah maupun orangtua.

Dikatakan, norma-norma seperti agama yang selama ini menjadi tameng untuk mengantisipasi hal tersebut juga belum cukup. Dengan begitu, perlu elaborasi terhadap hal-hal itu dari semua pihak.

"Lalu di proses ini adalah sekolah harus punya pendidik. Ada satu proses pendidikan untuk lebih pendidikan seksualitas lebih ke reproduksi anak-anak, bukan kita mengatakan tidak [boleh], tetapi justru dibangun dengan proses pendidikan pengetahuan yang lebih baik dari sekolahan," papar Hariyati Panca Putri.

"Peran orangtua di rumah itu sangat luar biasa juga kalau kita hanya mengandalkan norma agama, itu ada missing gitu ya, penting iya agama sebagai remoralitas, tapi nampaknya tidak bisa hanya diomongkan, tapi perlu proses yang praktis," tambahnya.

Sementara itu, kasus di atas meliputi kekerasan seksual, penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hak asuh anak, perdagangan, pencurian, kekerasan dalam pacaran, dan bullying. (dks)

(and_)

Berita Terkait

Gelar Rapimnas di Solo, GAMKI Soroti Isu Kekerasan Seksual dan Perkembangan SDM

Polres Karanganyar Ungkap 6 Kasus Kekerasan dalam Operasi Aman Candi 2025, 7 Tersangka Diamankan

Ajudan Kapolri Intimidasi Pewarta Foto Media Antara

Mahasiswa KKN UNS Sosialisasikan Deteksi Dini dan Pencegahan Kekerasan Anak di Desa Wonoboyo

Penguatan Kebijakan demi Wujudkan Keluarga Berkualitas

Marak Bullying dan Kekerasan Seksual di Sekolah, Pencegahan Bisa Dimulai dari Keluarga

Bawaslu Kota Semarang Apresiasi Peran Penting Perempuan dalam Pemilihan Serentak 2024

Tingkatkan Perlindungan Hukum Perempuan dan Anak, Kemenkum Jateng dan PTA Semarang Teken Nota Kesepahaman

2 Pendaki Perempuan Meninggal di Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya

Pelatihan Perempuan Berhadapan dengan Hukum bagi Hakim

Inisiasi Solo Kota Layak Anak Dunia melalui Workshop Jurnalis Anak

Prabowo-Gibran Unggul, P-Perisai Rembang Gelar Syukuran

Anggota DPRD Boyolali M Shoma Sosialisasikan Perda Pencegahan Perkawinan Dini terhadap Pelajar

Lindungi Anak di Ruang Digital, Komdigi Blokir 6 Grup Medsos Menyimpang

Prabowo Siap Luncurkan Program Sekolah Berasrama untuk Anak Kurang Mampu

Pemkot Semarang Dukung Penuh Pengembangan PAUD, DPRD Soroti Pentingnya Sarpras dan Regulasi Digital Anak

Tingkatkan Perlindungan Hukum Perempuan dan Anak, Kemenkum Jateng dan PTA Semarang Teken Nota Kesepahaman

Masjid Agung Shiratalmustaqim Pagerjurang Boyolali Bagikan Sembako kepada Anak Yatim dan Lansia

Cinnamon Restaurant The Alana Hotel Hadirkan Smoked Local Tomahawk di Momen Liburan

Kepala Daerah Sepakat Satukan Langkah Majukan Ekonomi Kawasan melalui Solo Raya Great Sale 2025

Bening Kekasihku, Nikah Mudah Sesuai Harapanku

Lantatur, Inovasi Praktis Layanan Disdukcapil Solo Tanpa Turun dari Kendaraan

Tingkatkan Respons Kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran Solo Lakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Swasta

NOBAR Kerusuhan Mei 1998 di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solo

Daya Beli di Solo Tinggi, ARTUGO Kenalkan 2 Kompor Tanam Premium

Kemenko PMK Lakukan Pelatihan Pencegahan Penyakit di Boyolali

Jokowi: Status Pandemi Segera Berakhir

GRSB Solo Tetap Layani ABK, meski Terpukul Pandemi

Thrift Shop, Bisnis Menggiurkan di Tengah Pandemi

Kasus Aktif Covid-19 Menurun, Ada Peningkatan Penanganan Sepekan Terakhir

3 Poin Utama yang Harus Dipatuhi Pengendara untuk Keselamatan

Pemkot Kembangkan Inovasi Layanan Adminduk Melalui Gadget

Di Hadapan Para Guru, Ganjar Sebut Gadget Sebagai “Narkoba Baru”

Butuh Proses Penyadaran untuk Berani Speak-Up Atasi Kekerasan Anak dan Perempuan

Nonton Film Bareng dan Diskusi, Edukasi Kekerasan Perempuan dan Anak yang Meningkat

Butuh Proses Penyadaran untuk Berani Speak-Up Atasi Kekerasan Anak dan Perempuan

Berita Lainnya