Pend & Budaya

MGMP Akuntansi Lakukan Terobosan Bedah Akuntansi Desa

Pend & Budaya

23 Desember 2021 14:31 WIB

Pelatihan Akuntansi Desa yang digelar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Akuntansi Kabupaten Wonogiri di SMKN Bulukerto, Rabu (22/12/2021)

BULUKERTO, solotrust.com – Sedikitnya permintaan industri dari lulusan akuntansi tingkat SMK menjadi pemikiran tersendiri dalam acara Pelatihan Akuntansi Desa yang digelar Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Akuntansi Kabupaten Wonogiri di SMKN Bulukerto, Rabu (22/12/2021).

Pelatihan diikuti seluruh guru akuntansi se-Kabupaten Wonogiri ini diharapkan mampu membedah persoalan yang terjadi di jurusan akuntansi SMK. Adapun saat ini, sejumlah jurusan akuntansi SMK di Wonogiri masih dinyatakan aktif dengan ratusan peserta didik.



Ketua MGMP Akuntansi Kabupaten Wonogiri, Ali Yudisasmita, mengatakan saat ini yang dihadapi pengelola jurusan akuntansi tidak hanya bagaimana peserta didiknya bisa menguasai materi akuntansi dengan baik dan lulus sesuai standar. Namun juga bagaimana siswa jurusan akuntansi diharapkan bisa berkompetisi serta diterima di dunia usaha dan industri. Misalnya saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kantor pemerintah desa, siswa harus paham aturan keuangan desa, begitu pula saat PKL di perusahaan.

“Kami sengaja mengadakan pelatihan akuntansi desa yang diikuti oleh semua guru akuntansi SMK se-Kabupaten Wonogiri. Ini agar kegelisahan selama ini yang dialami oleh jurusan akuntansi bisa terjawab,” katanya, usai pembukaan Pelatihan Akuntansi Desa di ruang pertemuan SMKN 1 Bulukerto, Rabu (22/12/2021).

Senada, Kepala SMKN 1 Bulukerto, Walujo, mengutarakan jurusan akuntansi sampai saat ini masih cukup banyak diminati peserta didik lulusan SMP sederajat. Hanya, rata-rata lulusan SMK jurusan akuntansi tidak banyak dibutuhkan dunia industri sesuai kualifikasi pendidikannya. Alhasil, lulusan akuntansi SMK lebih banyak bekerja sebagai kasir, petugas lapangan, pemasaran, BMT maupun lainnya.

“Ironis memang melihat kenyataan saat ini karena rata-rata industri lebih memilih formasi akuntansi dari D-3 atau S-1, bukan lulusan SMK,” katanya dalam pembukaan Pelatihan Akuntansi Desa.

Melihat fenomena itu, Walujo berharap ada terobosan perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Dengan begitu, lulusan akuntansi betul-betul bisa diharapkan dunia usaha dan industri sesuai kulifikasi pendidikannya yang diharapkan masyarakat.

“Misalnya anak akuntansi dilatih bagaimana mengoperasikan kalkulator dengan cepat, belajar akuntansi desa agar tidak salah karena saat ini sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaporan keuangan desa dengan benar,” tegasnya.

Sementara, Ketua MGMP Akuntansi Provinsi Jawa Tengah, Baskoro, mengatakan sebenarnya potensi SMK jurusan akuntansi memiliki peranan penting di  masyarakat. Hal ini dikarenakan sesuai nawa cita Presiden RI Joko Widodo bahwa akan melakukan pembangunan Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

“Artinya potensi SMK saat ini, khususnya yang di desa sangat memiliki peranan sangat penting untuk ikut memajukan nagara ini,” ujarnya dalam Pelatihan Akuntansi Desa.

Peranan penting ini, menurutnya perlu ada sinkronisasi antara lembaga SMK dengan pihak pemerintah desa. Hal ini dikarenakan dalam struktur kerja di pemerintahan desa mulai merancang dan melaporkan keuangan desa, sebenarnya menjadi garapan jurusan akuntansi SMK. Mulai membedakan antara belanja modal, belanja barang, belanja jasa, serta memahami aturan pelaporan lainnya.

“Ada beberapa titik peranan penting jurusan akuntansi SMK yang bisa diperhatikan, mulai dalam musdus, musrenbangdes, dan dalam merancang dan melaporkan keuangan desa,” imbuhnya.

Selain itu, Baskoro juga menegaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa terdapat peluang untuk bisa dijadikan garapan lulusan akuntansi SMK.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya