SOLO, solotrust.com - Setelah peluncuran perdana Oktober lalu di Kupang, kini tiga raksasa digital Indonesia - Grab, Emtek dan Bukalapak melanjutkan program akselerator Kota Masa Depan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan) di Solo pada Kamis (23/12), dengan menargetkan lebih dari 1.500 pelaku UMKM bergabung (onboarding).
Para pelaku UMKM yang bergabung diharapkan dapat menjangkau jutaan konsumen Grab dan Bukalapak di seluruh Indonesia, serta membuka peluang pendapatan baru dengan memiliki toko digital.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming, mengapresiasi kolaborasi Grab, Emtek dan Bukalapak dalam menghadirkan program Kota Masa Depan.
Ia menegaskan program ini dapat membantu UMKM untuk naik kelas melalui fasilitas digitalisasi.
“Saya mengapresiasi inisiatif Grab, Emtek dan Bukalapak dalam menghadirkan program Kota Masa Depan. Ini momen yang baik di akhir tahun ini dimana angka pencapaian vaksinasi sudah tinggi, angka Covid-19 sudah menurun drastis, dan hari ini kita alhamdulillah bisa menjadi batu loncatan UMKM naik kelas,” kata Gibran.
Ia menambahkan dengan adanya dukungan tersebut mampu menjadi momen kebangkitan UMKM di Solo.
“Kita menonton juga tadi ada sharing session dengan teman-teman UMKM yang sudah naik kelas, ini momen yang luar biasa dan baik sekali. Momen ini untuk kebangkitan para pelaku UMKM di Kota Solo, dan harapannya bisa bangkit dan semangat lagi. Terima kasih sekali untuk bantuan dan dukungannya dari Grab, Emtek, dan Bukalapak,” ujarnya.
Kota Masa Depan merupakan sebuah program akselerator ekstensif yang menargetkan 10.000 UMKM, diselenggarakan secara bertahap hingga kuartal kedua 2022 di Kupang, Solo, Gowa, Malang, Pekanbaru.
Kota Masa Depan memiliki tiga fokus prioritas, yakni Vaksinasi, Adopsi Platform Digital (onboarding ke aplikasi Grab dan Bukalapak) dan Pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan usaha melalui teknologi digital.
“Program ini memberikan pendampingan dan pelatihan agar UMKM menjadi lebih kompetitif serta menciptakan lapangan pekerjaan baru. Semoga upaya kami membantu UMKM khususnya yang berada di kota-kota kecil ini dapat membantu pemerintah mencapai target digitalisasi 30 juta UMKM pada tahun 2024, serta mempercepat upaya pemulihan ekonomi bangsa,” kata President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.
Cakupan program #KotaMasaDepan Solo terdiri dari:
- Lebih dari 1.500 pelaku UMKM di Solo ditargetkan onboarding program ke platform Grab dan Bukalapak
- Promosi dan potongan harga di ekosistem Grab dan Bukalapak
- 54 UMKM yang terpilih akan mengikuti program akselerator dalam mengelola bisnis yang dimentori oleh Bukalapak dan Grab
- 3 UMKM terbaik akan mendapatkan publikasi melalui jaringan media Emtek
Bersamaan dengan hadirnya #KotaMasaDepan di Solo, Grab juga meluncurkan GrabKitchen di Pasar Gede, sebuah konsep cloud kitchen yang menyatukan UMKM kuliner dalam sebuah fasilitas pusat untuk menjawab permintaan pasar yang belum terpenuhi di wilayah-wilayah tertentu.
GrabKitchen memanfaatkan data untuk mengidentifikasi dan memetakan kesenjangan permintaan pelanggan untuk menjangkau lebih banyak konsumen melalui GrabFood, sehingga UMKM kuliner dikenal lebih luas oleh masyarakat dan dapat meningkatkan peluang penjualan.
“Kami juga memperkenalkan GrabKitchen Pasar Gede untuk mendukung kemajuan bisnis pelaku UMKM di bidang kuliner di Kota Solo,” tutur Ridzki.
Salah satu pelaku usaha yang merasakan manfaat Grab Kitchen Pasar Gedhe adalah Dika Bakery yang merupakan produk kuliner asli Kota Solo yang berdiri sejak 1997. Grab Kitchen tersebut membantu Dika Bakery untuk menjangkau pasar lebih luas yang selama ini mungkin belum terjangkau.
Pada kesempatan yang sama, untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik, Grab juga melakukan serah terima sebanyak 400 unit motor listrik yang diperuntukkan bagi para mitra pengemudi GrabBike dan mitra pengantaran Grab di Solo.
“Sejak 2019, kami telah menaruh fokus perusahaan untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik melalui komitmen #LangkahHijau di Indonesia. Hari ini kami sangat bangga dapat kembali membantu pemerintah kota Solo untuk mengembangkan Solo Smart City dengan memanfaatkan teknologi Grab yang inklusif melalui kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon,” terangnya.
Kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah untu membangkitkan ekonomi pasca hantaman pandemi ini diharapkan mampu merangkul lebih banyak pelaku usaha khususnya yang belum terlayani. Hal tersebut penting dilakukan karena masa depan besar ada di kota kecil. (rum)
(zend)