SOLO, solotrust.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo memberi tanggapan soal kritik pedas kakak Mangkunegara X, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwa Suryanegara.
Sebelumnya, Paundra menulis di stories akun Instagramnya, Rabu (28/05/2022), menyebut ada oknum tak bertanggung jawab di PMI Kota Solo yang melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pihak keluarga Yanti. Sementara, Yanti sendiri diketahui meninggal dunia di Griya Bahagia PMI.
Tak segan, Paundra di postingan lain juga turut menandai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, hingga Sekretaris PMI Sumartono Hadinoto.
“Bu Yanti, saya Paundra ingin oknum-oknum/pungli-pungli yang ada di PMI @pmisurakarta ditindaklanjuti, diusut sampai ke akar-akarnya, diviralkan, dipermalukan, dan oknum-oknum/pungli-pungli pemeras uang dan mengatasnamakan PMI @pmisurakarta dan Indonesia diberhentikan/dipecat dengan cara yang tidak terhormat! Tolong pengaduan dan permintaan dari saya ini ditindaklanjuti nggih Bapak Sumartono Hadinoto @smart_hadinoto yang baik dan terhormat. Salam,” tulis Paundra di unggahan stories kala itu.
Atas tudingan itu, Sekretaris PMI Kota Solo, Sumartono Hadinoto mengatakan, pihaknya selama ini tak pernah menerima sumbangan dari keluarga korban. Ia pun tak mengetahui larinya sumbangan yang diduga diberikan itu.
Sementara, Yanti, penghuni griya tersebut meninggal dunia tanpa diketahui keluarganya. Dijelaskan Sumartono Hadinoto, pihaknya sudah berusaha menghubungi keluarga dan paguyuban bersangkutan saat Yanti dikabarkan sudah meninggal dunia. Tak menemui jawaban, akhirnya jenazah Yanti dikebumikan PMI Kota Solo bersama Dinas Sosial (Dinsos) setempat.
“Kami kabari ternyata tidak aktif HP-nya. Kami seperti prosedur yang sudah terbiasa, kami kebumikan bekerja sama dengan Dinas Sosial Pemkot (pemerintah kota) Solo. Setelah itu keluarga atau paguyuban itu datang. Ada dua orang yang nengok mewakili keluarga atau apa kaget kenapa tidak diberitahu dan mungkin mereka masih terus berdonasi. Padahal donasi sejak awal kami tidak terima,” kata Sumartono Hadinoto, Sabtu (28/05/2022), saat penyerahan mobil truk tangki di Garasi PMI Kota Solo.
Dikatakan, Yanti penghuni griya tersebut mendapat perawatan gratis. Pihaknya merawat Yanti setelah diantar Satpol PP dan Linmas. Yanti kemudian dititipkan nomor telepon dari paguyuban perawat Rumah Sakit (RS) Brayat Minulya.
Adapun hingga dilakukan pengecekan, Sumartono Hadinoto tegas menyatakan pihaknya tak menerima donasi yang diduga diberikan ke PMI Kota Solo.
“Kami rawat dan kami juga selalu gratis karena di griya itu kalau donasi silakan, tidak pun akan kami rawat gratis, kemudian ada kelompok dari paguyuban perawat di RS Brayat Minulya menengok. Dia bilang kalau ada apa-apa tolong dikabari ada tanggalnya, beberapa bulan kemudian Bu Yanti ini meninggal. Setelah kami kabari ternyata tidak aktif HP-nya,” papar Sumartono Hadinoto.
“Saya nggak ngerti oknumnya siapa yang menerima donasi atau diberi donasi oleh keluarganya. Kami sudah cek di rekening kami tidak ada donasi dan kami tidak membuat kuitansi,” jelasnya.
Sumartono Hadinoto pun menyayangkan kejadian tersebut, terlebih selama ini pihaknya sudah berusaha menghubungi Paundra melalui FX Hadi Rudyatmo dan orang terdekatnya, KPH Beni Irawan, namun belum ada penyelesaian pasti.
“Tapi [Paundra] tidak mau diselesaikan di media. Kalau hanya dilempar tidak ada keterangan yang jelas, tidak ada konfirmasi dan tidak diselesaikan ini yang buat kami sangat menyayangkan hal tersebut,” ujarnya.
Sumartono Hadinoto mengkhawatirkan hal itu dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap PMI Kota Solo.
“Kalau salah tidak diluruskan atau tidak ada info yang jelas atau tidak komunikasi dengan kami, kan ini sangat-sangat merugikan kepercayaan PMI yang sudah kami bangun selama ini terhadap masyarakat,” tandasnya. (dks)
(and_)