BOYOLALI, solotrust.com - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali mulai melakukan kegiatan penandaan dan pendataan hewan ternak. Penandaan dengan QR Codedilakukan guna mengetahui identitas hewan ternak, khususnya sapi dan kerbau.
Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, pendataan sekaligus untuk memantau kondisi kesehatan hewan dengan cara memasang eartag berisikan barcode pada telinga hewan ternak yang sudah dilengkapi QR Code dan terhubung secara digital melalui sebuah aplikasi.
"Dengan menggunakan eartag disertai QR Code di situ, ketika barcode-nya di scan, maka akan muncul identitas sapi itu milik siapa, lokasinya di mana, kemudian sudah bervaksin berapa kali. Ini adalah informasi tentang kesehatan hewan. Nasional, ini berlaku untuk semua sapi, baik sapi bantuan maupun sapi masyarakat," katanya kepada wartawan di Desa Singosari, Jumat (07/10/2022).
Sapi diperjualbelikan dan berlalu lintas di Boyolali akan segera dipersyaratkan minimal sudah bervaksin satu kali yang bisa dilihat di eartag terpasang.
"Kami menargetkan pada akhir 2022 semua sapi dan kerbau di Boyolali ini telah dipasangi eartag," harap Lusia Dyah Suciati.
Sementara itu, staf Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, Gunawan Sitanggang mengatakan, pemasangan eartag hewan ternak secara nasional ditargetkan 14,8 juta hewan ternak terdata. Adapun dari angka itu, realisasi di Provinsi Jawa Tengah sudah mencapai 6.274 ekor pada 4 Oktober 2022.
"Kami masih optimis ini akan bisa tercapai menjelang akhir tahun. Kami akan ada evaluasi langkah-langkah apa yang akan diambil untuk lebih cepat lagi. Penandaan dan pendataan itu yang pertama untuk data, jadi kita punya satu data ternak secara nasional. Data itu berisi profil dari ternak itu sendiri maupun pemilik ternak," terangnya.
Pendataan dan pemasangan eartag hewan ternak disambut baik para peternak. Salah satu peternak asal Desa Singosari, Sriyono mengaku senang dengan adanya pendataan.
"Pendataan seperti ini sangat bagus. Seandainya beli di pasar kita bisa melihat sapi tersebut berasal dari mana, umur berapa, kondisinya seperti apa, itu nanti akan langsung tampil di handphone. Nanti kita bisa mengetahui kondisi sapi seperti apa, riwayatnya seperti apa, nanti akan tertera semua," katanya.
Sementara itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali (Disnakkan) mengajukan hewan ternak sapi untuk didata menggunakan eartag dengan QR Code pada sapi perah 62.387 ekor, sapi potong 98.096 ekor, dan hewan ternak kerbau sebanyak 655 ekor.
Disnakkan Boyolali menargetkan 157. 915 ekor hewan ternak, baik sapi maupun kerbau selesai pemasangan eartag akhir tahun ini.
Sebagai tambahan informasi, hingga 6 Oktober 2022, hewan ternak mengidap penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 32 ekor, suspek mencapai 5.827 ekor, sembuh 4.879 ekor, dan mati sebanyak 112 ekor tersebar di 22 kecamatan Kabupaten Boyolali.
Sementara untuk vaksinasi sapi sudah dilakukan tahap pertama sebanyak 4.896 dosis atau 99,2 persen dari target 4.900 dosis. Vaksin kedua sebanyak 3.835 dosis dari target 24.950 dosis. Tambahan vaksin I telah disuntikan ke 7.418 dari 20.075 dosis yang dimiliki Disnakkan Boyolali. Dengan begitu, dari data tersebut, vaksin telah disuntikan ke hewan ternak di Boyolali sebanyak 16.172 dosis. (jaka)
(and_)